Ilmu sosiologi bersumber dari filsafat. Filsafat merupakan ilmu yang berusaha mencari sebab terjadinya sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat dapat dikatakan sebagai (master scientiarium) atau induk dari semua ilmu pengetahuan. Dalam filsafat tersebut terdapat pembagian tentang filsafat kemasyarakatan atau filsafat sosial.
Filsafat berkembang seiring perkembangan kehidupan masyarakat. Filsafat kemasyarakatan atau filsafat sosial muncul dalam cabang filsafat khusus. Filsafat ini menguraikan tentang harapan dan keadaan kehidupan masyarakat yang diinginkan atau dianggap ideal (Setiadi, 2015).
PERKEMBANGAN SOSIOLOGI HINGGA ABAD XIX
Ilmu sosiologi berkembang dari ilmu filsafat. Para ahli mencoba memisahkan pengetahuan tentang kemasyarakatan dengan filsafat. Filsafat bersifat subjektif dan tidak semua kaidah dari para ahli filsafat sejalan dengan realitas kehidupan sesungguhnya. Para ahli yang berusaha memisahkan ilmu tentang kemasyarakatan dengan filsafat berusaha menciptakan teori-teori yang dikembangkan secara sistematis dan objektif, bersumber dari bukti-bukti faktual, serta dapat dipertanggungjawabkan.
Filsafat sosial (yang nantinya menjadi sosiologi) mengalami perkembangan akibat Revolusi Prancis dan Revolusi Industri pada 1750-1850 (Stiabudi, 2015). Revolusi Industri di tandai dengan terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi. Akibat Revolusi Industri, foedalisme dan kapitalisme semakin berkembang. Situasi tersebut memunculkan reaksi masyarakat yang menentang sistem tersebut.
Revolusi Prancis dan Revolusi Industri mendorong para ilmuwan menganalisis dampak kapitalisme dan feodalisme tersebut. Para ahli ingin mengetahui latar belakang, pola-pola, serta jalan keluar mengatasi persoalan akibat praktik kapitalisme dan feodalisme. Salah satu tokoh yang menganalisis fenomena tersebut adalah Auguste Comte. Ia menentang segala bentuk penindasan, kemiskinan dan pelanggaran HAM yang disebabkan oleh pencerahan dan revolusi. Dari tokoh inilah lahir istilah sosiologi yang termuat dalam karya pertamanya berjudul The Course of Positive Philosophy (1838). Oleh karena itu, Agus Comte mendapat sebutan sebagai Bapak Sosiologi.
Pada awalnya, sosiologi dipengaruhi oleh dua kekuatan, yaitu pengaruh kekuatan sosial yang memengaruhi perkembangan teori sosiologi dan pengaruh intelektual terhadap tumbuhan teori sosiologi.
Perkembangan Sosiologi pada Abad XX
Ilmu sosiologi terus mengalami perkembangan pada abad XX. Perkembangan ilmu sosiologi pada masa itu ditandai dengan munculnya ilmu-ilmu yang bersifat mikro yang berfokus pada analisis proses sosial berskala kecil tentang yang dilakukan, dikatakan, serta dipikirkan manusia.
Memasuki abad XX perkembangan sosiologi semakin pesat. Sosiologi modern adalah salah satu contoh perkembangan yang terjadi pada abad XX yang berkembang di Amerika Serikat. Gelombang imigrasi menimbulkan pertumbuhan pesat sehingga muncul kawasan industri baru. Kondisi demikian menimbulkan fenomena dan gejala baru yang tidak lagi sebatas masalah kapitalisme dan feodalisme.
Perkembangan Sosiologi di Indonesia
Perkembangan sosiologi di Indonesia dimulai pada tahun 1934-1935, yaitu sejak dilaksanakan kuliah ilmu sosiologi di sekolah tinggi hukum Jakarta (Rechtschogeschool). Pada masa itu sosiologi menjadi mata kuliah tambahan ilmu hikim karena belum mendapat spesialisasi ilmu sosiologi. Setelah Indonesia merdeka, Prof. Mr. Soenario Kolopaking pertama kali memberikan mata kuliah sosiologi. Kuliah dilaksanakan di Akademi Ilmu Politik Yogyakarta yang saat ini menjadi Fakultas Ilmu Sosiol dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada.
Buku sosiologi versi Indonesia pertama kali ditulis oleh Djodi Gondokusumo berjudul Sosiologi Indonesia. Ia menjelaskan berbagai pengertian mendasar ilmu sosiologi yang teoritis dan bersifat filsafat. Selanjutnya, muncul berbagai buku membahas ilmu sosiologi dengan diimbangi pemikiran logis.
No comments:
Post a Comment