BAB 1 MEMBACA NONSASTRA (RANGKUMAN MATERI-SMA)


A. Memaknai Kata/Istilah
        Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Berbeda dengan kata yang maknanya masih umum, istilah memiliki makna yang tetap dan pasti.

B. Mengidentifikasi Informasi Tersurat dalam Teks Nonsastra
        Sebuah paragraph memuat berbagai informasi tersurat berupa peristiwa, gagasan, atau masalah. Masalah dalam paragraph dapat berupa fakta atau opini.
        Fakta adalah peristiwa yang benar-benar terjadi sesuai bukti yang muncul. Sedangkan opini merupakan ide atau gagasan seseorang terhadap suatu peristiwa, objek, atau masalah. 
           Berita merupakan keterangan mengenai kejadian atau peristiwa. Berita memuat informasi lengkap. Isi berita merupakan jawaban atas pertanyaan ADIKSAMBA, sebagai berikut:
1. Apa yang diinformasikan?
2. Di mana peristiwa terjadi?
3. Kapan peristiwa terjadi?
4. Siapa yang diinformasikan?
5. Mengapa peristiwa terjadi?
6. Bagaimana peristiwa terjadi?

C. Menemukan Ide Pokok/Gagasan
       Paragraf adalah seperangkat kalimat yang berkaitansatu sama lain dan membentuk satu kesatuan untuk mengutarakan atau mengemukakan satu gagasan utama atau gagasan pokok. Syarat-syarat sebuah paragraf, yaitu koheren (berhubungan), kohesi (padu), dan memiliki satu gagasan utama.
             Gagasan pokok adalah hal yang di bahas atau di ungkapkan dalam bacaan. Gagasan pokok terletak pada kalimat utama. Akan tetapi, untuk menemukan gagasan pokok tidak semata-mata membaca kalimat utamanya saja. Untuk mencari ide pokok, carilah kata kunci yang menjadi pokok bahasan penting dalam paragraph tersebut.

D. Menemukan Kalimat Utama dalam Paragraf
              Kalimat utama merupakan kalimat yang berisi ide pokok. Kalimat utama dapat terletak di awal, akhir, tengah, atau seluruh kalimat dalam satu paragraph.
Ciri-cirinya:
1. Memuat permasalahan yang dapat diuraikan lebih lanjut.
2. Biasanya berupa kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
3. Mempunyai arti yang jelas.
4. Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi.
5. Dalam paragraph induktif, kalimat sering kali ditandai dengan kata-kata kunci, seperti jadi, 
        dengan demikian, oleh karena itu, memang, oleh sebab itu.

E. Menentukan Makna Rujukan
          Rujukan kata adalah suatu kata yang merujuk pada kata lain yang disebutkan sebelumnya. Biasanya berupa kata: ini, itu, tersebut, di sini, di sana, dan sebagainya. Pronomina (kata ganti) penunjuk berfungsi untuk menunjuk sesuatu yang ada sebelum atau sesudah nomina.

F. Menyimpulkan Isi Tersirat Teks Nonsastra
       Teks nonsastra merupakan tulisan yang kejadiannya benar-benar terjadi di masyarakat. Kejadiannya bisa bersifat berita politik, kejadian alam, dll. Isi tersirat berarti isi yang mengandung makna tersembunyi (tidak ditulis secara langsung). Simpulan dapat diketahui berdasarkan letak gagasan pokok. Simpulan harus sesuai dengan isi paragraf.

G. Membandingkan, Menyimpulkan, Menunjukkan Bukti Simpulan, Pola Penyajian, dan Bahasa Dua Buah Teks Nonsastra
            Dua buah teks dapat memiliki kesamaan tema atau informasi. Membandingkan dan mencari kesamaan teks dapat dilakukan dengan membaca kedua teks tersebut dan mencari kesamaan yang terdapat di dalamnya.

H. Mengomentari Isi Teks
            Komentar atau tanggapan adalah sambutan terhadap peristiwa, masalah, ucapan, pendapat,  atau gagasan yang berupa kritik atau komentar. Tanggapan dapat berupa pernyataan setuju, tidak setuju, suka, tidak suka, atau menambahkan pendapat. Tanggapan harus bersifat logis dan objektif.

--> Latihan Soal

--> Daftar Isi
Share:

BAB 4 JAGAT RAYA SEBAGAI RUANG EKSISTENSI PLANET BUMI (Page 4)

D. TEORI PERKEMBANGAN BUMI



        Terdapat berbagai teori yang menjelaskan tentang proses terjadinya Bumi, yaitu:

1. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Teory) 
    Oleh Alfred Wegener (1912)
      Dikemukakan bahwa sampai sekitar 225 juta tahun lalu, di Bumi baru ada satu benua yang mahaluas dinamakan Pangea,  dan samudra yang mahaluas dinamakan Panthalassa. Benua tersebut mengalami pergerakan dan pecah. Teori ini didukung dengan bukti seperti adanya kesamaan garis pantai Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur dan adanya kesamaan fosil di daerah tersebut.
Berikut fakta-fakta yang mendukung teori pengapungan benua:
a. Kesamaan garis pantai
    1) Kesamaan garis pantai antara Benua Amerika bagian selatan dan Benua Afrika. Apabila
        kedua benua tersebut disatukan, garis pantainya akan serasi satu sama lain.
    2) Garis pantai Benua Amerika Utara bagian timur mempunyai persamaan dengan garis pantai
        Eropa bagian barat.
    3) Benua Afrika mempunyai persamaan yang mencolok dengan Asia bagian barat. Hal ini
        menimbulkan persepsi bahwa kedua garis yang sama tersebut dulunya daratan yang
        berhimpitan


b. Persebaran fosil
    Bukti kedua yaitu adanya fosil mesosaurus yang sejenis dan hanya ditemukan di kedua sisi benua tersebut. Sisa-sisa organisme yang ditemukan tampaknya menjadi bukti menyatunya dua benua ini selama Masa Paleozikum dan awal Mesozoikum. Selain itu, beberapa bukti menyatakan fosil-fosil dari binatang dan tumbuhan yang tersebar terpisah di beberapa benua. Fosil-fosil tersebut antara lain sebagai berikut.


    1) Fosil cynognathus, reptil yang hidup sekitar 240 juta tahun lalu dan ditemukan di Amerika
        Selatan dan Benua Afrika.
    2) Fosil mesosaurus, suatu reptil yang hidup di danau air tawar dan sungai sekitar 260 juta 
        tahun yang lalu, ditemukan di Amerika Selatan dan Benua Afrika.
    3) Fosil lystrosaurus, reptil yang hidup di daratan sekitar 240 juta tahun lalu, ditemukan
        di daratan sekitar 240 juta tahun yang lalu, ditemukan di Benua Afrika, India, dan
        Antartika.
    4) Fosil clossopteris, suatu tanaman yang hidup 260 juta tahun lalu, dijumpai di Benua Afrika,
        Amerika Selatan, dan India.

c. Kesamaan jenis batuan
    Bukti selanjutnya, jajaran pegunungan yang terpotong oleh samudra. Jajaran pegunungan di kedua sisi Samudra Atlantik, yaitu Pegunungan Appalachia serupa dengan jajaran pegunungan di Kepulauan Inggris dan Skandinavia dalam hal struktur dan juga umurnya. Terdapat kesamaan hal jenis dan struktur batuan di benua-benua pada kedua sisi Samudra Atlantik. Satu hal menarik, kemiripan geologis tersebut hanya ditemukan pada batuan yang lebih tua dari Zaman Kapur yang dimulai sejak 137 juta tahun yang lalu. Oleh karena itu diyakini, bahwa benua-benua sudah mulai terpisah dan bergeser saling menjauh pada Zaman Jura atau sebelumnya, sekitar 200 juta tahun yang lalu.
d. Iklim purba
    Selama akhir Masa Paleozoikum (sekitar 300 juta tahun lalu), lapisan es menutup sebagian besar benua di belahan bumi selatan. Endapan yang ditinggalkan oleh lapisan es purba ini masih dapat dikenali, alur-alur dan lekuk-lekuk batuan yang ada di bawahnya menunjukkan arah pergerakan lapisan es purba tersebut. Selain Antartika, semua daratan di bagian selatan bumi sekarang terletak di ekuator. Sebaliknya, benua-benua di belahan bumi utara tidak menunjukkan bekas-bekas jejak glasiasi purba tersebut. Jika benua-benua digabungkan seperti yang dikemukakan oleh Wegener, wilayah glasiasi akan menyatu dengan rapi di dekat Kutub Selatan, arah aliran es purba dapat dijelaskan dengan mudah. Pola glasiasi purba dipertimbangkan sebagai bukti kuat pergeseran benua.


e. Pengapungan benua dan paleomagnetisme
    Data paleomagnetisme dari batuan berumur 200 juta tahun di Amerika Utara dan Eurasia menunjukkan adanya dua kutub magnet utara yang terletak pada jarak beberapa ribu kilometer dari kutub geografi saat ini. Dengan cara mengembalikan ke posisi semula melalui pengapungan benua, benua-benua tersebut akan menyatu sebagai bagian dari Benua Super Pangea pada 200 juta tahun yang lalu.

2. Teori Laurasia dan Gondwana oleh Edward Zuess (1884)
    Pada awalnya bumi terdiri dari 2 benua,yakni pecahan benua yang berada di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di bagian selatan dinamakan Gondwana. Kedua benua tersebut dipisahkan oleh laut sempit yang dinamakan Samudra Tethis. Akibatnya, untuk beberapa tahun kemudian, kedua benua tersebut mengalami retak-retak dan pecah sehingga menjadi benua yang ada seperti sekarang ini, yakni Benua Amerika, Australia, Eropa, Asia, Afrika, India, dan Antartika serta pulau-pulau kecil yang ada di sekitarnya.

3. Teori Konveksi (Convection Theory) oleh Arthur Holmes
     dan Harry H. Hess
      Di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terdapat arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya. Oleh karena itu, ketika arus konveksi tersebut membawa material berupa lava sampai ke permukaan bumi, terbentuklah punggung tengah samudra (mid ocean ridge) dan menggeser lapisan bumi yang lama. Bukti teori ini adalah adanya tanggul samudra (mid ocean ridge), seperti Mid Atlantic Ridge dan Pasific-Atlantic Ridge.

4. Teori Lempeng Tektonik (Plate Tectonic Theory)
     oleh Tozo Wilson 
       Bahwa kulit bumi atau litosfer terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer. Lapisan astenosfer yang terdapat arus konveksi menyebabkan lapisan litosfer di atasnya mengalami pergerakan. Pergerakan lapisan ini tidak beraturan yang dikelompokkan menjadi 3 pergerakan lempeng, yakni:
a. Konvergensi


    Sering disebut batas konvergen, merupakan gerakan saling bertumbukan antarlempeng tektonik. 
    Tumbukan antarlempeng tektonik dapat berupa tumbukan antarlempeng benua, antarsamudra 
    ataupun lempeng benua dan lempeng samudra.
    Fenomena yang dihasilkan dari gerakan konvergen adalah sebagai berikut.
    1) Lempeng samudra menghujam ke bawah lempeng benua sering disebut dengan zona
        penunjaman atau subduksi.
    2) Terbentuk palung laut.
    3) Pembengkakan tepi lempeng benua yang akan membentuk deretan pegunungan.
    4) Terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi, dan ekstrusi.

b. Divergen

    Yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik. Fenomena yang terjadi karena gerakan
    divergen yakni:
    1) Perenggangan lempeng yang disertai dengan tumbukan di daerah
    2) Pembentukan tanggul dasar samudra (mid oceanic ridge) di sepanjang tempat perenggangan
        tersebut.
    3) Aktivitas vulkanisme laut.
    4) Aktivitas gempa

c. Sesar mendatar (transform)
    Yaitu gerakan saling bergesekan (berlawanan arah) antarlempeng tektonik.


E. BENTUK-BENTUK MUKA BUMI HASIL PERGERAKAN LEMPENG TEKTONIK
1. Bentukan pada Batas Lempeng Konvergen
      Yaitu lempeng samudra bertemu dengan lempeng samudra, adalah rangkaian busur gunung api yang arahnya sejajar dengan arah palung. Cekungan busur belakang berkembang di bagian belakang busur gunung api. Contohnya: rangkaian gunung api di Kepulauan Filipina, yaitu hasil tumbukan Lempeng Laut Filipina dan Lempeng Samudra Pasifik.
       Pada batas lempeng konvergen, yaitu tumbukan antara lempeng samudra dan lempeng benua, bentukan muka bumi yang dihasilkan dicirikan oleh palung, prisma akresi, cekungan busur muka, busur kepulauan gunung api, dan cekungan belakang. Contohnya, Kepulauan Indonesia, jalur pulau-pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Kepulauan Banda. Pulau Sumatra tersusun dari prisma akresi, cekungan busur laut, busur gunung api, dan cekungan busur belakang.
        Pada batas lempeng konvergennya ,pertemuan antara lempeng benua dan lempeng benua, contohnya, pertemuan Lempeng India dengan Lempeng Eurasia menghasilkan jalur Pegunungan Himalaya.
2. Bentukan pada Batas Lempeng Divergen
      Yaitu lempeng benua mengalami pemekaran sehingga terbentuk laut baru. Contohnya, pematang tengah laut yang memisahkan Benua Amerika dan Benua Afrika, Laut Merah, dan rifting (retakan) yang terjadi di Afrika Timur bagian utara.

--> Latihan Soal

Share:

BAB 4 JAGAT RAYA SEBAGAI RUANG EKSISTENSI PLANET BUMI (Page 3)

C. PERKEMBANGAN BUMI DAN SEJARAH KEHIDUPANNYA


      Perkembangan kehidupan di Bumi dapat dibedakan menjadi 4 tahapan, yakni:

1. Prakambium
             Merupakan kurun waktu tertua. Batuan pada masa ini kebanyakan batuan beku kristal dan metamorf yang sangat kompleks, dimana batuan ini sangat kaya mineral logam, tetapi miskin bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas. Disebut juga sebagai era Kriptozoikum atau "kehidupan yang tersembunyi" karena tidak ditemukan fosil. Terbagi menjadi 3 kurun, yaitu: Hadean. Arkean, dan Proterozoikum.

2. Era Paleozoikum
             Berlangsung 541.000.000-252.000.000 tahun yang lalu. Ditandai dengan munculnya banyak bentuk-bentuk kehidupan baru serta migrasi beberapa benua bumi dari belahan bumi selatan ke utara. Terdiri dari periode Kambrium, Ordovisium, dan Siluria di sub-era Paleozoikum yang lebih tua atau lebih rendah, dan periode Devon, Karbon, dan sistem Permian dalam sub-era yang lebih baru atau atas. Batas antara Paleozoikum bawah dan atas diambil pada 400 juta tahun.
a. Periode Kambrium (500-570 juta tahun lalu)
               Batu-batu pertama kali dipelajari. Formasi batuan yang sama ditemukan di Kanada dan 
    Grand Canyon, AS. Kondisi iklim bumi cukup hangat dan layak huni. Kehidupan tanaman
    laut terbatas. Tidak ada kehidupan di darat. Terbagi menjadi 3, yaitu:
    - Kala Bawah/Awal (542 juta tahun lalu);
    - Kala Tengah (513 juta tahun lalu);
    - Kala Atas/Akhir (501 juta tahun lalu);
                Kelompok invertebrata berevolusi. Fosil dari periode ini antara lain alga, cacing, koral,
    moluska, dan artropoda. Fosil di deposit landas benua menunjukkan tiga provinsi fauna pada
    periode Kambrium, yaitu di sekitar Benua Laurentia, Baltica, dan Gondwana.
b. Periode Ordovisium (435-500 juta tahun lalu)
     Terdiri dari 3 kala, yaitu:
      - Kala Bawah/Awal;
      - Kala Tengah;
      - Kala Atas/Akhir;
                 Laut menjorok ke daratan. Batuan di temukan di bagian Amerika Utara dan Eropa barat
      laut. Letusan gunung api terjadi di lantai laut. Iklim hangat dan tidak ada zona iklim. Tanaman
      hidup terutama di laut. Vertebrata mulai muncul, seperti landak laut, bintang laut, dan lili laut.
c. Periode Silur (395-435 juta tahun lalu)
                Level air laut cenderung naik dan turun secara berkala, sehingga terjadi perubahan 
    reguler di daratan. Terbentuk deretan pegunungan yang melintasi Skandinavia, Skotlandia, dan
    pantai Amerika Utara. Batuan periode ini ditemukan di Shropshire, Inggris Raya, Kawasan
    Baltik (Eropa), dan Air Terjun Niagara (Kanada dan AS). Iklim hangat dan stabil. Tanaman
    muncul di darat, yaitu tanaman paku. Sisa fosil vegetasi ditemukan di Australia. Mulai muncul
    hewan vertebrata di laut. Terumbu karang berkembang dalam skala besar. Ada 4 kala, yaitu:
    - Kala Bawah/Awal (Lliandovery);
    - Kala Wenlock;
    - Kala Atas/Akhir (Ludlow);
    - Kala Pridoli.
d. Periode Devon (345-395 juta tahun yang lalu)
             Daratan semakin luas, iklim hangat dan semi kering ditemukan di barat laut Eropa dan
    sebagian besar Amerika Utara. Tanaman dengan akar, batang, dan daun hijau berkembang.
    Hewan vertebrata mengalami evolusi yang cepat. Dikenal dengan zaman ikan (Age of fish).
    Pada akhir periode muncul hewan amfibi pertama. Hewan invertebrata mulai tinggal di darat.
    Di antaranya kaki seribu, laba-laba, dan serangga bersayap. Ada 3 kala, yaitu:
    - Kala Bawah/Awal
    - Kala Tengah
    - Kala Atas
e. Periode Karbon (280-345 juta tahun yang lalu)
              Mulai ditemukan batu bara. Oleh karena itu sering disebut "Zaman Batu Bara". Terdiri
    atas 3 kala, yaitu:
    - Kala Atas/Awal
    - Kala Tengah
    - Kala Bawah
    Batuan Karbon dibagi menjadi 2 unit utama, yaitu: Pennsylvania dan lembah Mississippi. Iklim
    sangat kering, tetapi beberapa daerah cukup hangat dan lembab. Vegetasi tumbuh lebat. Pohon
    cemara raksasa dengan ketinggian lebih dari 33 meter (berkembang di rawa tropis). Makhluk
    amfibi terus berkembang. Kehidupan laut, baik hewan ataupun tumbuhan semakin banyak. 
    Reptil menjadi makhluk pertama yang berkembang biak di darat.
f. Periode Permian (225-280 juta tahun yang lalu)
              Gerakan bumi cukup besar. Gunung tinggi terbentuk di Eropa, Asia, dan AS bagian timur.
   Iklim kontras bertahan di belahan bumi utara dan selatan. Periode ini menandai berakhirnya
   dominasi makhluk laut. Hewan dan tumbuhan darat meningkat dan macam serangga muncul.

3. Era Mesozoikum
      Berlangsung pada 252.000.000-66.000.000 tahun yang lalu. Dinosaurus muncul. Era kekuasaannya berakhir ketika di lepas pantai Meksiko sebuah asteroid menghantam lautan 65 juta tahun lalu. Peristiwa ini mengakibatkan kepunahan 75% kehidupan di bumi. Benua-benua bergabung menjadi sebuah superbenua yang dinamakan Pangea. Terdiri atas 3 periode, yaitu:
a. Periode Trias (195-225 juta tahun lalu)
             Awal dari era Mesozoikum. Gurun dan gunung diselimuti semak membentang di sebagian
     besar lahan bumi. Hampir di seluruh wilayah panas dan kering. Iklim menjadi basah menjelang
     akhir periode. Dinosaurus dan reptilia yang berukuran sangat besar mulai muncul pertama kali.
     Lalat pertama dan rayap juga muncul.
b. Periode Jura (135-195 juta tahun lalu)
            Kebanyakan lahan terdiri dari hutan atau dataran rawa dengan danau dan sungai yang
    berkelok-kelok. Sebagian besar Asia dan Eropa termasuk kawasan Inggris diselimuti oleh 
    lautan. Iklmi sub-tropis ditemukan di beberapa daerah dengan curah hujan cukup. Periode 
    ini mengawali evolusi bunga. Reptil meningkat dalam ukuran dan keberagaman. Burung
    muncul pertama kali. Tumbuhan konifer makin banyak. Dinosaurus menguasai dunia.
c. Periode Kreta (137-66 juta tahun lalu)
             Sungai mulai mengalir perlahan dan membentuk delta-delta besar. Ada deposit kapur
    yang luas. Iklim cukup lembut. Hal ini mengakibatkan vegetasi tumbuh subur sampai
    Greenland, meskipun bagian Australia tampaknya ditutupi oleh gletser. Kura-kura raksasa
    dan ular laut berkembang. Pada akhir periode ini, dinosaurus punah.

4. Era Kenozoikum
              Berlangsung 66 juta tahun lalu hingga saat ini. Benua diasumsikan berkonfigurasi dan flora fauna berevolusi. Terdiri dari 2 periode, yaitu:
a. Periode Paleogen
           Terdiri dari kala Paleosen, Eosen, dan Oligosen. Kala Paleosen dan Eosen dimulai sekitar
    60 juta tahun yang lalu dan berlangsung sekitar 27 juta tahun. Pada kedua kala ini, pegunungan
    yang mulai terbentuk pada periode Kreta terus tumbuh. Tanaman berbunga, termasuk pohon
    berdaun menjadi dominan. Banyak varietas mamalia modern muncul.
b. Periode Neogen/Kuarter
            Ada 4 kala, yaitu: Miosen, Pliosen, Pleistosen, dan Holosen. Kala Miosen sekitar 26 juta
     tahun lalu. Selama kala ini bumi bergerak sangat kuat. Dengan ini Pegunungan Alpen dan
     Himalaya terbentuk. Mediterania hampir menjadi samudra yang terkurung daratan. Eropa
     dan Asia akhirnya bergabung menjadi satu. Pada saat ini permukaan laut naik. Kondisi
     iklim secara bertahap menjadi lebih layak huni. Di Afrika Utara dan Timur Tengah,
     kekeringan meningkat sehingga menyebabkan terjadinya gurun. Manusia belajar untuk 
     menjinakkan hewan dan membudidayakan tanaman. Peradaban mulai dibangun.



Share:

BAB 4 JAGAT RAYA SEBAGAI RUANG EKSISTENSI PLANET BUMI (Page 2)

B. Tata Surya sebagai Ruang Edar Bumi




        Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas Matahari, 8 planet, 5 planet kerdil/katai, 173 satelit alami, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, dan komet) yang mengelilingi Matahari pada orbitnya masing-masing.

1. Teori-Teori Pembentukan Tata Surya
a. Hipotesis nebula
       Disebut juga hipotesis kabut. Mengemukakan bahwa tata surya terbentuk dari Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat dan cincin-cincin gas serta es terlontar ke sekeliling Matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan menurunnya suhu dan membentuk planet dalam dan planet luar. Dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant tahun 1775.



        Dikemukakan juga oleh Pierre Marquis de Laplace tahun 1796. Teori ini lebih dikenal dengan teori nebula Kant-Laplace, pada tahap awal, tata surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, serta unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (Matahari). 

Jadi ada 3 proses tahapan, yaitu:
1) Matahari dan planet lainnya masih berbentuk gas atau kabut yang pekat dan besar.
2) Kabut berputar dan berpilin dengan kuat kemudian pemadatan terjadi di pusat lingkaran dan 
     membentuk Matahari. Pada saat bersamaan, materi lain pun terbentuk menjadi massa yang 
     lebih kecil daripada Matahari yang disebut sebagai planet, planet ini bergerak
     mengelilingi Matahari.
3) Materi tersebut tumbuh dan terus melakukan gerakan secara teratur mengelilingi Matahari 
    dalam satu orbit yang tetap dan membentuk susunan keluarga Matahari.

b. Hipotesis planetesimal
       Awal mula proses terbentuknya tata surya dicetuskan oleh Ray Moulton dan Thomas C. Chamberlin. Diawali dengan kondisi Matahari yang telah ada sebagai salah satu bintang. Suatu ketika, Matahari berpapasan dengan sebuah bintang dengan jarak yang tidak terlalu jauh sehingga terjadi peristiwa pasang naik pada permukaan Matahari. Bagian dari massa Matahari tertarik ke arah bintang. Pada waktu bintang tersebut menjauh, sebagian dari massa Matahari jatuh kembali ke permukaan Matahari dan sebagian lagi terhambur ke luar angkasa di sekitar Matahari. Hal ini yang dinamakan planetesimal yang kemudian menjadi planet-planet yang beredar mengelilingi Matahari.

        Ada juga yang menyatakan bahwa pada suatu ketika, ada sebuah bintang melintasi ruang angkasa dengan cepat dan berada dekat sekali dengan Matahari. Daya tarik bintang ini sangat besar sehingga menyebabkan daya pasang di bagian gas Matahari. Akibatnya, massa gas terlempar dari Matahari dan mulai mengorbit. Karena daya tarik Matahari, massa gas itu tertahan dan bergerak mengelilingi Matahari. Ketika massa gas menjadi dingin, bentuknya kemudian berubah menjadi cairan yang kemudian memadat. Akhirnya, massa gas itu menjadi planet yang ada sekarang, termasuk Bumi.


c. Hipotesis padang surut
         Dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys tahun 1918. Mereka berpendapat bahwa ada sebuah bintang besar mendekati Matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada sebuah Matahari. Pada tahap pertama, Matahari merupakan bintang yang besar dan bercahaya dengan kekuatan cahaya yang sangat besar. Kemudian ada bintang yang mendekati Matahari hingga terjadi gesekan yang menjadikan gaya tarik antara Matahari dan bintang tersebut.
  
        Gaya tarik yang terjadi mengakibatkan suatu tarikan dan membentuk suatu arah sinar panjang yang membawa beberapa partikel Matahari ke luar. Partikel ini membentuk gumpalan-gumpalan yang akhirnya membeku dan menjadi jajaran planet.

Hipotesis planetesimal dan pasang surut hampir memiliki persamaan, namun ada beberapa perbedaan, yaitu:
1) Pada hipotesis planetesimal, massa yang tertarik oleh bntang bukan menjadi gas, melainkan
     langsung menjadi material luar angkasa.
2) Pada hipotesis pasang surut, materi yang tertarik dalam bentuk gas dan mendingin menjadi
    bola cair serta kemudian memadat menjadi benda luar angkasa.

Kelemahan teori planetesimal adalah saat material Matahari berhamburan seharusnya tidak selalu berevolusi ke Matahari tetapi tetap melayang di luar angkasa.

d. Hipotesis bintang kembar atau ledakan bintang
       Dikemukakan oleh RA Lyttleton tahun 1956. Dia berpendapat awalnya terdapat 2 bintang,  Matahari kembar yang saling mengelilingi. Salah satunya mengalami ledakan dan menghasilkan partikel-partikel yang tertangkap oleh bintang yang tidak meledak. Ledakan pada satu bintang tersebut diduga diakibatkan adanya bintang lain yang melintas dan menabrak salah satu bintang.

      Partikel-partikel ledakan mengalami pendinginan hingga menjadi planet dan satelit yang mengitari Matahari. Serpihan yang dihasilkan juga ada yang membentuk jalur asteroid yang memisahkan planet luar dan planet dalam. Ledakan tersebut menghancurkan salah satu bintang hingga menjadi partikel-partikel yang akan ditangkap oleh bintang yang tidak meledak. Penangkapan tersebut disebabkan adanya gaya gravitasi sehingga ledakan bintang bergerak mengelilingi bintang  besar (Matahari).

e. Hipotesis protoplanet atau awan debu
           Adanya kabut gas dan debu di sekitar Matahari yang membentuk gumpalan. Kabut gas dan debu tersebut terdapat pada ruang antarbintang. Debu tertarik ke pusat kabut gas dengan gerakan berputar hingga membentuk sebuah bola dan berubah menjadi cakram. Putaran cakram yang sangat cepat mengakibatkan adanya bagian cakram yang terlempar berupa gumpalan. Semakin lama, gumpalan kabut gas tersebut akan mengalami pemadatan menjadi planet dan satelit yang dinamakan protoplanet.

        Beberapa jajaran planet yang ada merupakan planet yang dekat dengan Matahari dan membentuk lintasan teratur. Beberapaplanet yang lebih dahulu terbentuk, seperti Bumi, merupakan planet yang mengalami proses pendinginan paling cepat dibandingkan planet lainnya yang ada di jajaran tata surya.

f. Hipotesis Kuiper
               Jagat raya terdiri atas formasi bintang-bintang. Dalam formasi tersebut ada dua pusat yang memadat dan berkembang dalam suatu awan antarbintang yang terdiri dari gas hidrogen. Pusat yang lebih besar memadat menjadi bintang tunggal, yaitu Matahari. Sementara itu, pusat yang lebih kecil diselimuti kabut karena gaya tarik dari massa yang lebih besar. Gaya ini menyebabkan awan yang lebih kecil terpecah-pecah menjadi awan-awan yang lebih kecil lagi. Awan ini disebut protoplanet yang kemudian menjadi planet-planet sekarang ini. Jika kedua awan itu mempunyai ukuran yang sama, akan terbentuk bintang ganda yang formasinya sering terbentuk di alam semesta. Dalam hipotesis Kuiper, dijelaskan pula mengenai komposisi bintang dan planet, bahwa asal mula planet-planet dan Matahari muncul secara bersamaan.

2. Matahari sebagai Pusat Tata Surya
       Matahari adalah sumber energi dalam sistem tata surya, berbentuk bola gas raksasa yang sangat panas dan menghasilkan cahaya. Matahari memiliki massa sekitar 1,99 x 1.030 kg. Lebih dari 99% massa total tata surya atau 330.000 kali massa Bumi. Diameternya sekitar 1.400.000 km atau lebih dari 100 kali diameter Bumi. Kandungan massa matahari didominasi oleh helium dan sisanya terdiri dari hidrogen, oksigen, karbon, neon, besi, dan elemen berat lainnya. Rotasi Matahari berlangsung selama sekitar 27 hari dalam satu kali putaran. Kemiringan sumbu Matahari sejauh 7,25dari sumbu orbit bumi sehingga pada bulan September, kutub utara Matahari lebih terlihat dan kutub selatan terlihat pada bulan Maret.

Bagian-bagian Matahari dapat dikelompokkan sebagai berikut


1) Inti Matahari (core)
             Merupakan pusat Matahari. Terdiri dari elektron, proton, neutron, dan atom yang 
     membentuk inti plasma Matahari. Gerakan atom yang berkombinasi menghasilkan reaksi
     yang menyebabkan suhunya sangat tinggi mencapai 15,7 juta K.
2) Zona Radiasi
             Adalah tempat transformasi energi panas Matahari dari inti Matahari ke seluruh 
    permukaan Matahari. Suhu pada zona ini lebih rendah daripada suhu inti Matahari. Setidaknya,
    dibutuhkan 170 ribu tahun untuk melepaskan energi pada inti Matahari agar dapat mencapai
    zona radiasi.
3) Zona Konvektif
            Terletak di luar zona radiasi. Merupakan tempat menyalurkan atau merambatkan energi
     panas Matahari dari inti Matahari ke permukaan Matahari. Aktivitas Matahari menyebabkan
     beberapa noda dan gumpalan di permukaannya. 

     Aktivitas Matahari antara lain sebagai berikut.
     1. Granula. Gumpalan di permukaan Matahari karena terjadinya perubahan suhu yang sangat
         besar antara daerah panas dan daerah dingin di permukaan Matahari. Granula dapat 
         bertahan selama 10 menit.
     2. Bintik hitam Matahari. Bagian permukaan Matahari yang suhunya lebih rendah (4.000-
         5.000 K) dari suhu di sekitarnya karena adanya perubahan magnet di Matahari.
     3. Prominensa. Semburan material Matahari ke luar, kemudian jatuh kembali ke permukaan
         Matahari. Bentuk semburannya dapat berbentuk pita, loop, spiral, gunung, dan tabir.
         Ketinggian semburannya dapat mencapai 1,6 juta km.
     4. Semburan Matahari (flare). Ledakan atmosfer Matahari. Semburan ini memengaruhi
         semua lapisan atmosfer Matahari (fotosfer, korona, dan kromosfer). Biasanya, semburan
         ini terjadi di wilayah aktif sekitar bintik Matahari. Posisi Matahari pada saat-saat tertentu
         menyebabkan terjadinya suatu fenomena yang dinamakan gerhana. Gerhana Matahari 
         terjadi saat posisi bulan berada di antara Matahari dan Bumi.

4) Fotosfer
            Bagian permukaan Matahari yang dapat dilihat dengan bantuan teleskop. Fotosfer tampak
     seperti butiran-butiran kecil yang menyerupai piringan berwarna keemasan. Lapisan ini terdiri
     dari hidrogen, helium, karbon, neon, oksigen, dan nitrogen. Suhunya mencapai 6.000 K.

5) Kromosfer
            Lapisan atmosfer Matahari. Sebagian besar tersusun atas gas hidrogen. Suhunya mencapai
    10.000 K.

6) Korona
            Lapisan Matahari yang paling luar. Suhu pada lapisan ini lebih panas daripada lapisan 
    kromosfer. Suhunya mencapai 2.106 K.

7) Noda Matahari
           Bagian permukaan Matahari yang suhunya lebih rendah (4.000-5.000 K) dari suhu 
    di sekitarnya karena adanya perubahan magnet di Matahari.

8) Granulasi Fotosfer
           Gumpalan di permukaan Matahari karena terjadinya perubahan suhu yang sangat besar 
     antara daerah panas dan daerah dingin di permukaan Matahari. Granula dapat bertahan 
     selama 10 menit.

9) Prominensa
            Semburan material Matahari ke luar, kemudian jatuh kembali ke permukaan Matahari. 
     Bentuk semburannya dapat berbentuk pita, loop, spiral, gunung, dan tabir. 
     Ketinggian semburannya dapat mencapai 1,6 juta km.

3. Anggota Tata Surya


a. Planet
         Planet adalah benda langit yang mengorbit atau bergerak mengelilingi Matahari dalam 
    lintasan yang berbentuk ellips dengan arah yang sama. Planet tidak mempunyai cahaya 
    sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterimanya dari Matahari. Tata surya memiliki 
    8 planet, yaitu:
    1) Merkurius. Planet yang paling dekat dengan Matahari dan planet terkecil di tata surya dengan
        diameter 4.880 km. Planet ini tidak memiliki satelit alam dan tidak memiliki atmosfer khusus.
        Jarak dari Merkurius ke Matahari sekitar 57,9 juta km. Rotasi Merkurius sangat lambat, yaitu
        58,56 hari, dengan suhu permukaan sangat ekstrem, 427C di kala siang dan -183
        di kala malam.
    2) Venus. Planet ini berjarak 108,2 juta km dari Matahari, memiliki diameter 12.104 km. Suhu
         permukaan di Venus cukup tinggi, yaitu 464C, sehingga Venus merupakan objek yang 
         paling cemerlang di langit setelah Matahari dan Bulan. Dalam sekali mengorbit, Planet Venus
         membutuhkan waktu rotasi selama 249 hari dan revolusi selama 224,7 hari.
    3) Bumi. Merupakan planet terbesar kelima di tata surya yang merupakan titik biru. Rata-rata
         temperatur permukaannya 288 K (15C). Bumi terlihat berwarna biru karena permukaannya 
         di selimuti air. Bumi memiliki atmosfer sehingga dapat dihuni oleh makhluk hidup. Jarak
         rata-rata Bumi ke Matahari sejauh 149,6 juta km dengan diameter ekuatornya 12.756 km,
         sedangkan jarak antarkutubnya 12.713,6 km. Hal tersebut menyebabkan Bumi berbentuk
         agak lonjong. Bumi bergerak mengitari Matahari dalam waktu 365,242 hari dan berputar pada
         porosnya dalam waktu 23 jam 57 menit. Bumi memiliki satelit alami bernama Bulan.
    4) Mars. Suhu rata-rata permukaan Mars -46C. Planet ini sangat miskin oksigen dan kaya 
        karbon dioksida sehingga tidak mendukung untuk kehidupan seperti di Bumi. Mars adalah
        planet keempat dari Matahari dengan jarak 227,9 juta km. Dalam mengitari Matahari,
        Mars membutuhkan waktu selama 687 hari dan berputar pada sumbunya dalam waktu
        24,62 jam. Planet Mars memiliki 2 satelit, yaitu Phobos dan Deimos.
    5) Yupiter. Merupakan planet terbesar di tata surya. Diameternya 139,822 km atau 8x diameter
         bumi. Yupiter adalah planet gas yang tidak memiliki permukaan padat sehingga diameternya
         besar. Jarak dengan Matahari 778,3 juta km dengan waktu yang dibutuhkan untuk
         mengelilingi Matahari 29,41 tahun. Rotasi Yupiter dalam waktu 10 jam 40 menit dengan 
         suhu permukaan rata-rata sebesar 50C. Planet ini memiliki 63 satelit alami, diantaranya
         Ganymede, Callisto, dan Io.
    6) Saturnus. Planet paling ringat dan mudah dikenali karena cincinnya yang cerah di seputar 
        ekuatornya. Saturnus memiliki 22 satelit alam, yang terbesar adalah Titan. Jarak rata-rata
        dari Matahari 1.429 juta km dengan diameter 50.727 km. Revolusinya memrlukan waktu
        29,42 tahun dan rotasinya memerlukan waktu 10 jam 40 menit.
    7) Uranus. Planet berwarna biru karena penyerapan metana di atmosfer teratasnya. Jarak
        Uranus dari Matahari sejauh 2.872 juta km. Diameter ekuatornya 50.724 km. Uranus berputar
        pada porosnya dalam waktu 17 jam 14 menit dan revolusi 84 tahun. Suhu rata-rata Uranus
        adalah  -140C dengan dikelilingi oleh satelit alami, di antaranya Ariel, Limbrio, dan Titania.
    8) Neptunus. Planet terakhir dalam tata surya yang berdiameter 50.500 km yang memiliki 
        satelit alami terbesar bernama Triton. Jarak Matahari ke Neptunus 4.500 juta km. Dalam 
        sekali perputarannya mengelilingi Matahari membutuhkan waktu 164,8 tahun dan 
        rotasinya selama 16 jam 7 menit. Suhu rata-rata planet ini adalah -223C.


            Dalam sistem tata surya, planet-planet dan benda-benda langit lainnya melakukan 
    pergerakan mengelilingi Matahari yang disebut revolusi. Selain itu juga ada yang namanya
    rotasi. Rotasi adalah perputaran planet terhadap sumbunya. Arah rotasi planet-planet dalam
    sistem tata surya berbeda-beda. Merkurius, Bumi, Mars,Yupiter, Saturnus, dan Neptunus 
    berotasi dari timur ke barat. Adapun Venus dan Uranus berotasi dari barat ke timur. 
    
    1) Dampak rotasi Bumi terhadap kehidupan di Bumi:
        a) Peredaran semu harian benda-benda langit. Seakan-akan melintas dari timur ke barat.
        b) Peristiwa siang dan malam.
        c) Perbedaan waktu. Garis Greenwich di Inggris ditetapkan sebagai garis bujur 0. Sebelah
            timur garis ini disebut bujur timur, sedangkan baratnya disebut bujur barat. Berdasarkan
            garis bujur tersebut, terdapat perbedaan waktu selama 4 menit setiap berbeda bujur 1o.
        d) Pembelokan arah angin dan arah laut. Arah angin dibelokkan oleh adanya gaya semu yang
            timbul akibat efek gerak rotasi bumi dan gerak benda relatif terhadap bumi. Di belahan
            bumi utara, angin berbelok ke kanan, dan di belahan bumi selatan angin berbelok ke kiri.

     2) Dampak revolusi Bumi terhadap kehidupan di Bumi:
         a) Gerak semu tahunan Matahari. Matahari yang terbit setiap pagi tidak selalu muncul di
             tempat yang sama, tetapi bergeser sedikit demi sedikit mulai dari garis khatulistiwa
             sampai garis balik utara dan garis balik selatan.
         b) Perbedaan lamanya siang dan malam.
         c) Pergantian musim

b. Satelit
          Adalah benda langit yang mengitari planet. Ketika planet mengelilingi Matahari, satelit juga
     mendampingi planet dalam revolusi mereka. Setiap satelit juga melakukan rotasi pada 
     sumbunya. Satelit tidak memiliki panas atau cahaya sendiri. Satelit bersinar dengan 
     memantulkan cahaya dari Matahari. Ada 2 macam:
     1) Satelit buatan
         Satelit yang dibuat oleh manusia dengan kegunaan tertentu.
         a) Satelit komunikasi, digunakan untuk telekomunikasi melalui radio pada frekuensi 
              gelombang mikro. Satelit Palapa adalah satelit komunikasi Indonesia.
         b) Satelit astronomi, digunakan untuk mengamati tata surya, seperti galaksi, planet, bintang,
              dan benda langit lainnya yang sangat jauh.
         c) Satelit navigasi, digunakan untuk menentukan lokasi di permukaan bumi. Contohnya
             GPS (global positioning system) milik Amerika Serikat dengan nama GPS Blok II-F.
         d) Satelit pengamat Bumi, digunakan untuk mengamati Bumi dari orbit, seperti pengamatan
              meteorologi, lingkungan, dan pembuatan peta.
         e) Satelit cuaca, digunakan untuk mengamati cuaca dan iklim bumi. Satelit GOES-8 
             adalah satelit cuaca milik AS.
     2) Satelit alam
         Bulan adalah satelit alami Bumi. Bulan memiliki permukaan yang gelap, tetapi tampak
         sangat putih, dan terang, serta gravitasi yang memengaruhi pasang surut air laut dan
         periode waktu di bumi.
         Bulan dalam peredarannya melakukan 3 gerakan, yaitu:
         a) Peredaran bulan
                     Bulan mengelilingi Bumi dengan lintasan yang berbentuk spiral. Selain rotasi,
             Bulan juga berevolusi terhadap Bumi yang mengakibatkan posisi Bulan terlihat
             berbeda-beda dari Bumi (dinamakan fase Bulan). Pergerakan Bulan mengelilingi
             Matahari sama dengan waktu yang dibutuhkan saat Bumi mengelilingi Matahari,
             sehingga dalam setahun Bulan mengelilingi Matahari hanya 1 kali dan mengelilingi
             Bumi sebanyak dua belas kali, mengakibatkan adanya dua belas bulan dalam satu tahun
             kalender Masehi.
         b) Rupa-rupa semu bulan
                      Terjadi apabila Bulan memantulkan sinar yang diterima dari Matahari. Permukaan
              yang tampak dari bumi terlihat dalam 4 bentuk, yaitu sabit, setengah lingkaran, lebih
              dari setengah lingkaran, dan lingkaran penuh.
         c) Gerhana bulan
                       Terjadi karena bayangan Bumi menutupi sebagian atau semua permukaan Bulan.
             Posisi Bulan saat terjadi gerhana berada pada satu garis lurus di antara Bumi dan
             Matahari. Akibatnya, cahaya matahari tidak sampai ke Bulan karena terhalang oleh
             Bumi. Bayangan Bumi terdiri dari bayangan inti (umbra) dan bayangan parsial
             (panumbra). Gerhana bulan terdiri dari 2 macam, yaitu gerhana bulan sebagian, terjadi
             saat sebagian sinar matahari sampai ke permukaan Bumi menutupi sinar matahari
             dari sebagian permukaan Bulan. Gerhana bulan sempurna (gerhana total) terjadi
             saat seluruh permukaan Bulan berada pada bayangan inti bumi (umbra) dan warna
             Bulan menjadi merah.


    Gerhana

c. Asteroid
          Adalah benda angkasa kecil, yang mengorbit di sekitar bintang. Tata surya memiliki jutaan
    asteroid di antara Planet Mars dan Yupiter. Asteroid pertama yang ditemukan oleh Giuseppe
    Piazzi bernama Ceres. Ceres merupakan asteroid terbesar dengan diameter 9.000 km. Pada
    tahun 2006, Ceres menjadi dwarf planet atau planet kerdil.
d. Meteorid, meteor, dan meteorit
           Meteorid merupakan benda-benda kecil di tata surya yang ukurannya lebih besar daripada
     atom dan lebih kecil daripada asteroid yang bergerak di antara planet-planet. Meteorid
     mengalami pemanasan dan penguapan.  Lintasan yang dilalui meteorid terdapat gas hasil
     pemanasan dan akan terionisasi hingga mengeluarkan cahaya. Gas bercahaya tersebut
     dinamakan meteor.
            Meteor disebut juga bintang jatuh. Sebagian besar meteor terbakar di atmosfer. Meteor
     yang mencapai permukaan Bumi disebut meteorit. Meteorit berukuran kecil. Lebih dari
     50.000 meteorit telah ditemukan di Bumi. Meteorit bisa menyerupai batu bumi, tetapi
     biasanya bagian luarnya terbakar. Meteorit ini menciptakan kawah besar, seperti Kawah
     Meteorit Baringger Arizona.
e. Komet
            Adalah bintang berekor yang terdiri atas partikel es kecil dan fragmen meteorit. Komet
    muncul seperti bintang dengan ekor berpijar dan berputar mengelilingi Matahari, tetapi
    orbitnya sangat eksentrik dan sangat panjang, sehingga terkadang mereka sangat dekat dengan
    Matahari. Ketika komet mendekati Matahari, es mencair dan kabut yang terbentuk
    memberikan penampilan yang berpijar. Kemudian komet terlihat dari bumi. Komet muncul
    dalam jangka waktu yang teratur. Contoh, Komet Halley terlihat dalam 76 tahun.

--> Next Page

--> Daftar Isi
Share:

BAB 4 JAGAT RAYA SEBAGAI RUANG EKSISTENSI PLANET BUMI (Page 1)

A. JAGAT RAYA SEBAGAI RUANG EKSISTENSI PLANET       BUMI



1. Pengertian Jagat Raya
  Jagat Raya adalah ruangan yang meluas ke segala arah, tidak terhingga. Namun, jagat raya memiliki batas-batas yang belum dapat diketahui. Jagat Raya disebut juga alam semesta yang terdiri dari ribuan galaksi dan sistem bintang.

2. Jagat Raya Mengembang
    Jagat Raya hingga saat ini terus mengembang, dibuktikan dengan bertambahnya galaksi-galaksi baru sehingga galaksi-galaksi tersebut bergerak menjauh. Fenomena ini dikenal dengan efek Doppler. Efek Dopler menyatakan adanya gaya repulsi kosmis yang membuat benda langit saling tolak-menolak. Apabila gaya gravitasi lebih besar dari gaya kosmis, maka benda langit akan saling berdekatan, sehingga ruang angkasa akan menyusut, dan sebaliknya. Gaya gravitasi yang lebih besar daripada gaya kosmis terlihat pada Galaksi Andromeda dan Bimasakti. Jagat raya yang mengembang juga dibuktikan dengan pemancaran kabut ekstragalaksi yang memiliki jarak dan kecepatan yang berbanding lurus sehingga jagat raya mengalami pemuaian.

3. Teori-Teori Terbentuknya Jagat Raya
a. Teori mengembang dan memapat (oscillation theory)
     Jagat raya awalnya terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang diawali dengan massa yang mengembang yang disebabkan reaksi inti hidrogen. Akibatnya, terbentuklah galaksi-galaksi yang diperkirakan sudah berlangsung selama tiga puluh miliar tahun. Galaksi-galaksi tersebut lama-kelamaan akan meredup kemudian memapat yang didahului dengan keluarnya pancaran panas. Disebut Teori Ekspansi dan Kontraksi.



b. Teori keadaan tetap (steady state theory)
     Menyatakan alam semesta tidak memiliki awal dan tidak memiliki akhir. Teori ini diusulkan oleh Sir Fred Hoyle. Ia mengatakan alam semesta tidak terbatas dalam waktu dan memiliki kondisi yang sama dengan sebelumnya dan sekarang. Menurutnya, tidak ada galaksi baru yang terbentuk. Teori ini memiliki banyak celah, dimana ada bukti bahwa alam semesta berkembang dan bintang baru lahir.

c. Teori ledakan besar (the big bang theory)
    Pembentukan alam semesta terjadi sekitar 13.700 miliar tahun yang lalu. Menurut George Lemaitre, dahulu terdapat galaksi-galaksi yang saling berdekatan. Galaksi tersebut berasal dari massa tunggal yang menyimpan suhu dan energi yang sangat besar. Hal ini menimbulkan ledakan yang mahadahsyat hingga menghancurkan massa tunggal tersebut. Akibat ledakan tersebut, banyak materi yang terlontar ke segala penjuru semesta dalam bentuk serpihan-serpihan. Teori ini dapat dijelaskan dengan menggunakan rumus relativitas Albert Einstein.

4. Anggota Jagat Raya 
a. Galaksi
    Galaksi adalah kumpulan dari planet, bintang, gas, debu, nebula, dan benda langit lainnya. Benda-benda ini membentuk "pulau-pulau" di dalam ruang jagat raya. Ruang antargalaksi mengandung zat yang terdiri atas proton, elektron, dan ion. Salah satu contoh galaksi adalah Galaksi Jalan Susu (MilkyWay) atau Bimasakti.
Berdasarkan bentuknya:
1) Bentuk spiral
    Galaksi yang berbentuk spiral dan mempunyai roda-roda catherina. Galaksi ini memiliki 
    struktur atau lengan berbentuk spiral yang berisi sistem bintang. Contoh: Galaksi Bimasakti.
    Sekitar 50% galaksi di jagat raya berbentuk spiral.
2) Bentuk spiral berbatang
     Memiliki lengan yang keluar dari bagian ujung suatu pusat. Tonjolan galaksi ini sebenarnya
     memanjang dan berisi miliaran bintang. Sekitar 30% galaksi di jagat raya berbentuk spiral
     berbatang.
3) Bentuk elips
     Memiliki berbagai varian bentuk, seperti bola basket raksasa, bola rugbi, dan telur burung
     unta. Sekitar 17% galaksi di jagat raya berbentuk elips.
4) Bentuk tidak beraturan
     Memiliki bentuk khusus dan banyak mengandung materi antarbintang yang terdiri atas gas 
     dan debu. Anggota galaksi ini terdiri atas bintang-bintang tua dan muda. Contohnya, Awan
     Magellan Besar dan Awan Magellan Kecil.

b. Bintang
     Adalah benda langit yang mampu memancarkan cahayanya sendiri. Bintang terdiri atas dua 
     jenis, yaitu bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang 
     memantulkan cahaya dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan
     cahayanya sendiri. Ciri-ciri bintang:
    1) Unsur-unsur yang terdapat pada bintang-bintang di Galaksi Bimasakti, yaitu hidrogen (71%),
         helium (27%), dan unsur-unsur yang lebih erat.
    2) Suhu di daerah inti bintang dapat mencapai jutaan derajat celcius.
    3) Sebagian besar umur bintang antara 1-10 miliar tahun. Beberapa bintang ada yang mencapai
        138 miliar tahun.


Share:

BAB 3 LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN GEOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN PETA (Page 3)

D. MEMBUAT LAPORAN PENELITIAN GEOGRAFI

    Seluruh proses penelitian akan disajikan dalam laporan penelitian. Syarat-syaratnya antara lain:
1. Penulis mengetahui kepada siapa laporan akan ditujukan
2. Penulis harus menyajikan langkah-langkah yang disajikan dalam penelitian
3. Penulis laporan harus menggunakan bahasa yang komunikatif
4. Penulis laporan harus menyajikan laporan dengan jelas dan dapat meyakinkan pembaca

     Penyusunan laporan penelitian adalah sebagai berikut.
1. Bagian pembuka
    a. Judul penelitian
    b. Halaman pengesahan (kepala sekolah)
    c. Halangan persetujuan (guru pembimbing)
    d. Kata pengantar
    e. Abstrak
    f. Daftar isi
    g. Daftar gambar
    h. Daftar tabel
    i. Daftar lampiran
2. Bagian isi
    a. BAB I PENDAHULUAN
        1) Latar Belakang
        2) Rumusan Masalah
        3) Tujuan Penelitian
        4) Manfaat Penelitian
    b. BAB II LANDASAN TEORI
        1) Tinjauan Pustaka
        2) Alur Pikir Penelitian
        3) Hipotesis
    c. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
        1) Cara sistematis untuk mengungkap masalah sehingga tujuan penelitian tercapai
        2) Identitas variabel
        3) Objek penelitian secara keseluruhan
        4) Wakil atau sampel dari objek yang diteliti
        5) Teknik pengumpulan data
        6) Instrumen penelitian (alat pengambilan data)
    d. BAB IV ANALISIS DATA
3. Bagian penutup
    a. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
    b. DAFTAR PUSTAKA
    c. LAMPIRAN

--> Latihan Soal

--> Daftar Isi
Share:

BAB 3 LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN GEOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN PETA (Page 2)

C. PENGAMATAN FENOMENA GEOGRAFI
     
        Fenomena geosfer terdiri dari alam dan manusia serta keterkaitan keduanya di permukaan bumi. Fenomena geosfer meliputi hidrosfer, litosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Pengamatan fenomena geografi ini merupakan pusat perhatian geografi untuk merepresentasikan kompleksitas dunia nyata secara akurat. Dua fenomena geografi yang utama adalah geografi sosial (manusia) dan geografi fisik (lingkungan alam).

1. Menentukan Masalah
    Setelah fenomena geografi diamati, selanjutnya adalah memilih masalah yang akan diteliti. Ada 4 sumber masalah dalam kajian geografi, yaitu:
     a. Hasil penelitian orang lain
         Masalah direkomendasikan oleh orang lain yang melakukan penelitian yang sejenis.
     b. Kepustakaan
         Masalah didapatkan dari hasil memadukan kajian teoretis dan sumber berita yang akurat.
     c. Lapangan
         Sering ditemui dari kenyataan di lapangan.
     d. Ketersediaan data, peta, dan grafik
         Hasil penelitian atau survei yang mengandung permasalahan.
     Masalah geografi sedikitnya menyangkut tiga persoalan pokok, yaitu:
     a. Apa masalahnya (berkaitan dengan gejalanya). Misalnya, peristiwa erosi tanah.
     b. Di mana masalah terjadi (berkaitan dengan lokasi dan ruang). Misalnya, peristiwa erosi tanah
         yang terjadi di Kali Wangan, Kedungupit, Kecamatan Sragen Kota.
     c. Mengapa masalah terjadi (berkaitan dengan relasi, interelasi, dan interaksi gejala tersebut 
         dengan gejala-gejala lain). Misalnya, peristiwa erosi tanah disebabkan oleh banjir bandang.

2. Menyusun Rumusan Masalah
    Rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya dan kebenarannya melalui pengumpulan data dan penelitian yang akan dilakukan. Contoh rumusan masalah.
    a. Bagaimana hubungan antara faktor perubahan penggunaan lahan di Jakarta dan banjir di 
        Jakarta?
    b. Apa faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas air Ciliwung?
    c. Mengapa masyarakat perkotaan cenderung mengalami perubahan kebudayaan?

3. Judul Penelitian
    Sebuah judul penelitian harus menggambarkan objek dan subjek yang akan diteliti, lokasi, tujuan, dan sasaran yang ingin dicapai oleh peneliti. Beberapa hal yang harus diperhatikan:
    a. Judul maupun objek yang akan diteliti harus dapat terjangkau oleh kemampuan peneliti.
    b. Judul penelitian yang dipilih harus tersedia datanya.
    c. Judul penelitian bersifat penting untuk diteliti.

4. Tujuan Penelitian
    Berkaitan dengan hal-hal yang diharapkan dapat dicapai melalui penelitian yang akan dilakukan. Tujuan penelitian harus konsisten dengan permasalahan penelitian. Ada 2 macam, yaitu tujuan khusus (dirumuskan dalam beberapa pertanyaan yang mengacu pada permasalahan penelitian) dan tujuan umum (menggambarkan secara singkat hal yang ingin dicapai).

5. Menentukan Variabel Penelitian
  Variabel penelitian adalah faktor atau unsur-unsur yang sudah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang perubahan yang terjadi, kemudian ditarik kesimpulannya. Jenis-jenis variabel:
a. Variabel bebas. Adalah variabel yang memengaruhi atau unsur yang menjadi penyebab 
     perubahan atau timbulnya variabel berikut.
b. Variabel terikat. Adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel
     bebas.
c. Variabel moderator. Adalah variabel yang memperkuat dan memperlemah hubungan antara
    variabel bebas dan terikat.
     Contoh menentukan variabel bebas dan terikat pada penelitian adalah sebagai berikut.
a. Penelitian geografi fisik
   Tema yang dipilih adalah sebaran daerah rawan longsor. Faktor yang menyebabkan terjadinya tanah longsor antara lain adalah curah hujan, tutupan vegetasi, kemiringan lereng, jenis tanah, dan morfologi. Dari penelitian tersebut, disimpulkan bahwa variabel terikat pada penelitian adalah kejadian longsor dan variabel bebasnya adalah curah  hujan, tutupan vegetasi, kemiringan lereng, jenis tanah, dan morfologi, yaitu yang memengaruhi kejadian tanah longsor.
b. Penelitian geografi sosial 
  Tema yang dipilih adalah dampak perkembangan daerah wisata terhadap perekonomian masyarakat. Faktor pendukung antara lain akses transportasi, letak strategis, dan sebaran tempat parisiwata. Dari tema di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel terikat penelitiannya adalah pendapatan masyarakat di bidang pariwisata, sedangkan variabel bebas adalah akses transportasi (jaringan jalan dan kondisi jalan), jarak dari lokasi pariwisata, dan sebaran tempat wisata.

6. Menentukan Landasan Teori
    Teori mempunyai tiga fungsi utama, yaitu:
    a. Menjelaskan, contohnya semakin tinggi suatu tempat, suhu akan semakin rendah.
    b. Meramalkan, contohnya, jika di Jakarta menjadi pusat bisnis dan industri, daerah-daerah di 
        sekitarnya akan mengalami perkembangan wilayah.
    c. Pengendalian, contohnya jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi fisik dan sosial
        di Bandung

7. Penyusunan Kerangka Penelitian
    Kerangka penelitian berawal dari perumusan masalah penelitian, kemudian menjelaskan variabel secara teoretis sesuai landasan teori yang digunakan dan dapat pula merujuk pada penelitian yang relevan. Hubungan variabel bebas dan terikat perlu dijelaskan secara teoretis juga sehingga tujuan dan arah penelitian dapat diketahui dengan jelas. Setelah itu, menganalisis dan membandingkan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yang menghasilkan kerangka pemikiran.

8. Perumusan Hipotesis
    Hipotesis adalah pernyataan (jawaban) sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan. Jenis penelitian yang menggunakan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif yang memiliki model matematika atau penjelasan ilmiah yang bersifat logis. Pada penelitian kualitatif, sifatnya eksploratis sehingga tidak merumuskan hipotesis, tetapi diharap nantinya akan ditentukan hipotesis.

9. Penentuan populasi dan penarikan sampel
  Populasi merupakan himpunan individu atau objek yang memiliki karakteristik tertentu dan banyaknya terbatas dan tidak terbatas. Sebagian atau wakil populasi disebut sampel. Ada 2 teknik pengambilan sampel, yaitu:
a. Sampel probabilitas
    Memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. 
    Keuntungan pengambilan sampel ini adalah sebagai berikut. Ada 4 cara pengambilan:
    1) Sampel acak sederhana
        Memberikan kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota
        sampel.
    2) Sampel acak berlapis disproporsional
        Menentukan jumah sampel jika populasinya berstrata tetapi kurang proporsional.
    3) Sampel acak berlapis proposional
        Digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis dan
        bersifat tidak homogen.
    4) Sampel acak kelompok
        Jika populasi terdiri dari kelompok-kelompok individu yang sangat luas.
b. Sampel nonprobabilitas
    Teknik yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih
     menjadi sampel. Terdiri atas beberapa jenis:
    1) Sampel sistematis
        Teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor
        urut.
    2) Sampel kuota
        Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai
        jumlah yang diinginkan peneliti dengan cara menentukan strata (lapisan) terlebih dahulu
        berdasarkan sifat yang di anggap memiliki pengaruh paling dominan terhadap variabel
        yang diteliti.
    3) Sampel sambil-lalu
        Ditentukan berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
        digunakan sebagai sampel.
    4) Sampel bertujuan
        Dengan pemilihan sekelompok subjek yang memiliki ciri-ciri populasi yang sudah diketahui
        sebelumnya.
    5) Sampel jenuh
        Jika seluruh anggota populasi digunakan sebagai sampel.
    6) Sampel bola salju
        Bermula jumlahnya kecil, kemudian sampel tersebut diminta memilih teman-temannya untuk
        dijadikan sampel, begitu seterusnya.

10. Penggunaan Sarana Ilmiah
     Sarana ilmiah dalam penelitian geografi, seperti pengindraan jarak jauh dan SIG, digunakan untuk mengidentifikasi dan mempelajari permukaan bumi yang tidak dapat dijangkau di lapangan.

11. Teknik Pengumpulan Data
      Syarat data yang baik:
      a. Data harus objektif
      b. Data harus dapat mewakili semua kondisi
      c. Memiliki tingkat kesalahan yang kecil
      d. Harus tepat waktu, khususnya untuk data yang akan digunakan untuk evaluasi agar dapat
          dilakukan penyesuaian atau koreksi secepatnya.
      e. Relevan. Data yang digunakan harus berhubungan dengan rumusan masalah penelitian.

      Data penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan sifatnya menjadi dua jenis, yaitu:
      1) Data kuantitatif
           Data informasi dalam bentuk angka sehingga dapat diolah atau dianalisis dengan teknik
           perhitungan matematika atau statistik.
      2) Data kualitatif
           Data informasi dalam bentuk kata-kata yang diperoleh melalui berbagai macam teknik
           pengumpulan data.
      Data berdasarkan sumbernya, yaitu:
      1) Data primer
          Sumbernya asli atau pertama. Teknik pengumpulan dengan cara observasi, wawancara,
          kuesioner, dan skala bertingkat.
      2) Data sekunder
           Didapat dari berbagai sumber (laporan, buku, dan perpustakaan) diperoleh dengan cara 
           studi kepustakaan dan studi dokumentasi.

12. Pengolahan Data Geografis
      Berikut tahapannya:
      a. Penyuntingan data, pemeriksaan data yang terkumpul.
      b. Pembuatan kode (coding), usaha mengklasifikasikan jawaban responden.
      c. Pengelompokan data, pengelompokkan data yang dikumpulkan melalui berbagai sumber.
      d. Tabulasi data, data hasil klasifikasi yang kemudian dimasukan ke tabel untuk memudahkan
          dibaca.

13. Menganalisis Data
       Analisis dapat dilakukan dengan cara:
       a. Deskriptif, dengan menggambar dan menjelaskan data yang terkumpul.
       b. Statistik, dengan menggunakan perhitungan statistik.

      Dalam penelitian geografi, para peneliti dapat menggunakan analisis:
a. Analisis kuantitatif
    Analisis data numerik dengan menggunakan statistik seperti distribusi frekuensi (banyaknya
    item disetiap kategori), ukuran tendensi sentral (ukuran pemusatan data) biasanya
    menggunakan mean (rata-rata hitung), median atau nilai tengah, dan modus (nilai tertinggi).
b. Analisis kualitatif
    Dilakukan jika kumpulan data berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka. Terdiri dari 3
    proses, yaitu:
    1) Reduksi data, proses pemilihan, pemusatan, penyederhanaan data, dan membuang
         informasi yang tidak perlu.
    2) Triangulasi, mengecek keabsahan data dan membandingkan hasil wawancara terhadap 
         objek penelitian.
    3) Penyajian data
         Penyajian data biasanya berbentuk teks naratif sehingga memberikan kemungkinan
         penarikan kesimpulan.
    4) Menarik kesimpulan dan verifikasi, bergantung pada data yang diperoleh.


         
Share:

Popular Posts

Followers

Program

Sitemap

Blog Archive