Showing posts with label Umum. Show all posts
Showing posts with label Umum. Show all posts

Siapa itu Raden Saleh?

Nama tokoh Raden Saleh akhir-akhir ini ramai diperbincangkan kembali oleh kalangan gen Z.

Kira-kira kenapa ya?

Pada tanggal 25 Agustus 2022 telah dirilis Film Mencuri Raden Saleh di Bioskop. Tentunya hal ini membuat banyak orang bertanya-tanya, Siapa sosok Raden Saleh sebenarnya?

Tokoh ini memiliki nama panjang Raden Saleh Sjarif Boestaman. Beliau adalah salah satu pelukis Indonesia. Lukisannya merupakan perpaduan Romantisisme yang sedang populer di Eropa saat itu dengan menunjukkan latar belakang Jawa si pelukis.

Raden Saleh lahir sekitar Mei 1811 di Semarang, Jawa Tengah, dalam lingkup bangsawan Arab-Jawa ningrat. Ia mendapat darah Arab dari ayahnya yang bernama Sayyid Husen bin Alwi bin Awal bin Yahya, sedangkan darah Jawa ia peroleh dari sang ibu, Mas Ajeng Zarip Husen.

Tahun 1829, Raden Saleh pergi ke Belanda untuk belajar melukis dan pada tahun 1844 menjadi pelukis kerajaan Belanda. Pada tahun 1844-1851, Raden Saleh tinggal serta berkarya di Perancis dengan aliran Romantisisme.

Raden Saleh juga dijuluki sebagai pionir pelukis modern Indonesia. Hasil lukisannya banyak menampilkan cerita yang emosional, dinamis, menyentuh perasaan, dan mengandung sindiran. Salah satunya di lukisan "Penangkapan Pangeran Diponegoro" yang menyiratkan banyak hal dari ekspresi tokoh-tokoh dalam lukisan tersebut.

Beberapa lukisan karya Raden Saleh yang populer, antara lain "Enam Pengembara Kuda Mengejar Rusa", "Perburuan Rusa", "Sebuah Banjir di Jawa", dan "Pemandangan Jawa dengan Harimau yang Mendengarkan Suara Pengembara".

Share:

Peristiwa Black Death

 


Sudahkah kalian tau tentang Peristiwa Black Death?

Black Death atau Wabah Hitam yaitu suatu pandemi hebat yang melanda Eropa pada pertengahan hingga akhir zaman ke-14, sekitar tahun 1346 hingga 1353.

Wabah ini begitu mencekam dan menakutkan karena menewaskan 30-60% seluruh populasi Eropa yang berkisar 75-200 juta jiwa. 

Apa sih penyebabnya?

Jadi wabah hitam ini disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis yang disebarkan oleh lalat dan tikus rumah. Gejala yang ditimbulkan adalah kulit penderita menghitam karena pendarahan subdermal.


Gambar 1.1

Selain menewaskan banyak warga Eropa, wabah ini juga menyebabkan perburuan dan pembunuhan terhadap kaum minoritas, seperti Yahudi, Muslim, pendatang, pengemis, dan penderita lepra.

Kenapa ya?

Pada saat wabah ini terjadi, fanatisme dan semangat akan religi berkembang pesat. Hal ini mengakibatkan beberapa kelompok masyarakat Eropa menyerang kelompok lain yang berbeda pemahaman. Mereka mengira dengan melakukan itu, akan membantu mengatasi masalah wabah. Selain itu, pengidap penyakit kusta, kelainan kulit, atau memiliki jerawat yang parah biasanya akan dikucilkan.


Share:

Asal Usul Pulau Si Kantan (Part 2)

Putri raja sangat cantik. Si Kantan pun menerima tawaran raja. Lalu, mereka menikah dengan pesta yang sangat megah. Si Kantan yang hidup serba berkecukupan pun terlena dan melupakan ibunya. 

Suatu hari, istri si Kantan ingin sekali melihat kampung halaman suaminya dan bertemu dengan ibu si Kantan. Semula, si Kantan menolaknya. Namun, karena istrinya terus mendesak akhirnya ia pun membawa istrinya pergi menuju kampung halamannya. Dengan sebuah kapal besar, mereka berlayar menuju Pulau Sumatra. Setelah menempuh perjalanan berhari-hari, akhirnya kapal mereka merapat di kota Labuan Bilik yang letaknya di muara Sungai Barumun.


Gambar 1.1

Penduduk setempat berbondong-bondong menyaksikan sebuah kapal megah yang merapat di Labuan Bilik. Mereka ingin sekali mengetahui siapa pemilik kapal itu.

"Bukankah itu si Kantan? Ia sudah menjadi saudagar kaya raya sekarang!" kata salah seorang penduduk ketika melihat sosok yang berdiri di atas kapal tersebut.

Berita kedatangan si Kantan sampai ke telinga ibunya yang sudah mulai sakit-sakitan. Sang ibu bersusah - payah mendayung tongkang menuju muara Sungai Barumun. Hatinya gembira ketika mendengar bahwa anaknya telah datang.

Ketika melihat kapal besar itu, ibu si Kantan berusaha mendekati kapal tersebut dengan perahunya.

"Kantan! Ini ibu, Nak!" teriak sang ibu ketika melihat si Kantan dan istrinya di atas kapal.

Melihat seorang perempuan tua dengan pakaian compang-camping memanggil namanya, si Kantan berpura-pura tidak mengenalnya.

"Kanda, siapa ibu itu? Ia memanggil namamu," ujar istri si Kantan, "Apakah ia ibumu?"

"Mana mungkin perempuan kumal itu ibuku, Dinda. Ibuku cantik dan muda!" ujar si Kantan dengan angkuhnya, "Itu mungkin hanya orang saja mengaku-aku sebagai ibuku!"


Gambar 1.3

"Kantan! Ibu rindu kepadamu, Nak," teriak ibunya sambil menangis menahan haru dan rindu kepada putranya.

"Pengawal! Usir perempuan tua itu dari sana! Jangan biarkan ia naik dan mengotori kapal ini!" perintah si Kantan kepada para pengawalnya. Padahal, di dalam hatinya ia tahu bahwa perempuan tua itu adalah ibunya. Namun, ia merasa malu mengakuinya di depan istrinya.


Gambar 1.2

Pengawal si Kantan mengusir perempuan tua itu. Sang ibu kembali ke rumah dengan hati terluka dan berurai air mata. Ia berdoa pada Yang Maha Kuasa.

"Ya Tuhan. Anak hamba telah datang, tetapi ia tidak mengakui hamba sebagai ibunya. Tolong berikanlah pelajaran kepadanya agar ia tahu bahwa seharusnya ia berbakti kepada orangtuanya," pinta ibu si Kantan.

Setelah selesai berdoa, tiba-tiba terdengar petir menggelegar dan hujan badai menyambar. Air sungai Barumun meluap dan menggulung kapal si Kantan yang sedang berlayar kembali ke Malaka. Tidak ada yang selamat, termasuk si Kantan dan istrinya. Setelah kapal si Kantan menghilang ditelan ombak, cuaca kembali cerah seperti tidak terjadi apa pun.

Beberapa hari sejak kejadian itu, muncullah pulau kecil di tengah Sungai Barumun, persis di lokasi tenggelamnya kapal si Kantan. Penduduk setempat menamai pulau tersebut dengan Pulau Si Kantan.


Gambar 1.4 Pulau Kantan


---> Berikutnya
Share:

3 Provinsi Baru di Indonesia Tahun 2022

 


Tiga provinsi baru Papua atau Daerah Otonomi Baru (DOB) Papua resmi disahkan dalam rapat paripurna DPR ke-26 masa persidangan V tahun sidang 2021-2022 pada Kamis, 30 Juni 2022.

Pemekaran daerah adalah pembentukan wilayah administratif baru di tingkat provinsi maupun kota dan kabupaten dari induknya. Landasan hukum terbaru untuk pemekaran daerah adalah UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

Setelah disahkannya 3 Rancangan undang-undang (RUU) terkait provinsi baru Papua atau DOB Papua, provinsi di Indonesia bertambah menjadi 37 provinsi.

Berikut daftar provinsi baru Papua beserta ibu kotanya masing-masing:

  1. Provinsi Papua Selatan berkedudukan di Kabupaten Merauke ibu kota Merauke
  2. Provinsi Papua Tengah berkedudukan di Kabupaten Nabire ibu kota Timika
  3. Provinsi Papua Pegunungan berkedudukan di Kabupaten Jayawijaya ibu kota Wamema

Share:

Wisata Edukasi, Seru!

Halo kak!

Waktunya liburan sekolah nih,

Sudah ada rencana mau kemana nih?

Sebelumnya kita cari tau dahulu yuk, apa sih wisata pendidikan itu?

Secara pengertian, wisata pendidikan atau wisata edukasi adalah kegiatan atau perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan ada aktivitas edukasi atau pendidikan di dalamnya.

Wisata edukasi bertujuan untuk menambah nilai-nilai edukasi dan pendidikan bagi para wisatawan dengan cara yang lebih menyenangkan.

Di bawah ini adalah beberapa tempat yang bisa dijadikan referensi untuk karyawisata

Taman Pintar, Yogyakarta


Museum Purbakala Sangiran


Museum Angkut, Malang

Planetarium dan Observatorium, Jakarta


Share:

Sosial dan Budaya

Share:

Cikal Bakal Minyak Goreng di Indonesia

 


Di Indonesia, minyak goreng memiliki peran penting karena digunakan untuk memasak berbagai jenis makanan. Umumnya, minyak goreng yang digunakan di Indonesia, berasal dari kelapa sawit. 

Kelapa sawit masuk di Indonesia berasal dari empat benih yang dibawa oleh seseorang bernama Dr. DT Pryce ratusan tahun yang lalu. Empat benih itu terdiri dari 2 benih dari Bourbon-Mauritius, 2 benih dari Amsterdam (jenis Dura) untuk dijadikan sebagai tumbuhan koleksi Kebun Raya Bogor tahun 1848.

Biji kelapa sawit dari Kebun Raya Bogor tersebut, kemudian disebarkan untuk ditanam menjadi tanaman hias (ornamental) sekaligus sebagai percobaan 'uji lokasi' di Pulau Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, dan Sumatera.

Tahun 1911 dianggap awal dari perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Tahun 1916 telah ada 19 perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia dan meningkat menjadi 34 perusahaan pada tahun 1920.

Pada tahun 2006, Indonesia berhasil menggeser Malaysia menjadi produsen CPO (Crude palm oil) terbesar di dunia. CPO adalah minyak kelapa sawit mentah yang berwarna kemerahan. Produksi minyak sawit Indonesia sebagian besar untuk ekspor, hanya sekitar 20-25% yang digunakan untuk konsumsi domestik.


Share:

Asal Usul Pulau Si Kantan (Part 1)

Dahulu kala, ada seorang janda miskin yang tinggal bersama anaknya bernama Si Kantan. Ia adalah seorang pemuda yang tampan dan rajin. Sehari-hari, si Kantan bekerja membantu ibunya mencari kayu bakar di hutan.

Suatu malam, sang ibu bermimpi didatangi seorang kakek yang menyuruhnya pergi ke dalam hutan dan menggali di sebuah tempat. Sang ibu merasa aneh dengan mimpinya, ia pun menceritakan mimpinya itu kepada anaknya.


Gambar 1.1

"Mungkin pesan kakek itu sebuah petunjuk, Bu. Sebaiknya kita coba melakukan apa yang disuruhnya," ujar si Kantan pada ibunya.

Kemudian, Ibu dan anak itu pergi ke dalam hutan. Di tempat yang telah ditunjukkan dalam mimpi itu, mereka menggali dengan menggunakan linggis. Setelah agak lama menggali, si Kantan mendapati sebuah benda yang dibungkus kain putih lusuh. Ternyata, benda tersebut adalah tongkat emas yang dihiasi deretan permata.

"Lihat, Bu! Benda ini sangat berharga. Lebih baik kita bawa pulang saja," seru si Kantan.

"Iya, Nak. Semoga ini petunjuk dari Yang Maha Kuasa agar kehidupan kita lebih baik lagi," sahut ibunya.

"
Gambar 1.2

Sesampainya di rumah, ibunya menyarankan si Kantan untuk menjual tongkat tersebut dan hasilnya digunakan untuk memperbaiki kehidupan mereka.

"Daerah kita ini daerah miskin, siapa yang mampu membeli benda berharga ini, Bu?" ujar si Kantan.

"Kau benar, Nak. Pergilah ke pulau lain untuk menjualnya" kata sang ibu.

Si Kantan pun setuju. Dengan berat hati ia meninggalkan ibunya yang sudah tua itu.

"Kembalilah segera setelah kau berhasil menjualnya, Nak." pesan ibunya.

Si Kantan mengayuh sebuah tongkang menyusuri Sungai Barumun menuju daerah Malaka. Sesampainya di sana, tidak ada seorang pun saudagar yang sanggup membeli tongkat berharga tersebut.

Seorang saudagar menyarankannya untuk menjual tongkat tersebut kepada raja. Si Kantan pun pergi menghadap raja untuk menawarkan benda yang dibawanya.

Raja sangat terkesan dengan tongkat emas bertahtakan permata itu. "Benda ini sungguh indah. Aku ingin sekali memilikinya. Namun, aku tidak akan membelinya dengan uang. Sebagai gantinya bagaimana jika kau tinggal di sini dan kunikahkan dengan putriku?"


Share:

Kumpulan Informasi Menarik

Dengan berkembangnya dunia digital, kita bisa memperoleh informasi dengan cepat dan dimana saja. Pengetahuan kita juga seharusnya akan semakin banyak.

Beberapa hal menarik akan kita bahas disini, yuk jangan lupa baca! ^-^

Daftar Isi

  1. Montgolfier Bersaudara 
  2. Balon Udara
  3. SBM ITB Berhenti Beroperasi
  4. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
  5. Benua Balkanatolia, Benua Kuno yang Hilang
  6. Wisata Edukasi, Seru!
  7. 3 Provinsi Baru di Indonesia Tahun 2022
  8. Peristiwa Black Death
  9. Tahukah Gen Z tentang Siapa Raden Saleh?

Share:

Asal Usul Danau Si Losung dan Si Pinggan (Part 2)

Sangmaima sangat senang telah menemukan kembali tombak pusaka milik kakaknya. Dengan ilmu pengobatan yang didapat dari orangtuanya, Sangmaima mengobati luka sang putri hingga sembuh.

Datu Dalu sangat gembira karena tombak pusakanya telah kembali. Untuk merayakan hal itu, ia mengadakan sebuah pesta besar di rumahnya. Namun, ia tidak mengundang adiknya.


Gambar 1.1

Sangmaima merasa sakit hati. Ia membuat sebuah pesta yang lebih meriah untuk menyaingi pesta yang diselenggarakan Datu Dalu. Pada pestanya, Sangmaima mengadakan pertunjukkan menarik, yaitu seorang perempuan yang badannya dihiasi dengan berbagai macam bulu burung hingga menyerupai burung ernga. Pertunjukan ini membuat banyak sekali tamu datang ke rumah Sangmaima.

Ketika mengetahui adiknya mengadakan pesta yang lebih meriah, Datu Dalu berniat mengadakan pertunjukkan burung ernga juga.


Gambar 1.2

"Adikku, bisakan aku meminjam perempuan burung ernga itu untuk pesta di rumahku?"

"Boleh saja kak. Namun, kakak harus berjanji untuk menjaganya, jangan sampai perempuan burung ernga itu hilang," kata Sangmaima.

Sangmaima mengantarkan perempuan itu ke rumah Datu Dalu. Kemudian, ia bersembunyi di atap rumah Datu Dalu. Ketika malam tiba, ia menyelinap menemui perempuan burung Ernga itu.

"Perempuan burung ernga, besok sebelum matahari terbit kau harus pergi dari sini. Dengan demikian, kakakku mengira kau menghilang!" kata Sangmaima. Perempuan itu menuruti perintah Sangmaima.

Keesokan harinya, Datu Dalu terkejut ketika mengetahui perempuan itu sudah tidak ada. Datu Dalu berusaha mengganti kerugian itu dengan emas, tetapi Sangmaima tidak bersedia menerimanya.

Akhirnya, perkelahian antara keduanya tidak dapat dihindari. Datu Dalu mengambil sebuah lesung lalu melemparkannya ke arah adiknya. Namun, sang adik menghindar, sehingga lesung tersebut melayang tinggi dan jauh ke kampung Sangmaima. Ajaibnya, di tempat jatuhnya lesung itu kemudian terbentuk sebuah danau. Kini, danau itu disebut dengan Danau Losung.


Gambar 1.3

Sangmaima tidak kalah marahnya, ia melemparkan sebuah piring ke arah kakakknya. Namun, Datu Dalu berhasil menghindar, sehingga piring yang dilemparnya jatuh di kampung Datu Dalu. Di tempat jatuhnya piring tersebut, juga terbentuk danau yang disebut Danau Si Pinggan.


Gambar 1.4

----Kita harus menjauhi sifat curang dan egois, karena akan menimbulkan permusuhan----



Share:

Asal Usul Danau Si Losung dan Si Pinggan (Part I)

Konon, ada dua orang kakak beradik bernama Datu Dalu dan Sangmaima. Orangtua mereka mewariskan sebilah tombak pusaka. Sesuai dengan adat masyarakat Tapanuli, tombak pusaka itu jatuh ke tangan Datu Dalu sebagai anak tertua.


Gambar 1.1

Suatu hari, Sangmaima hendak meminjam tombak tersebut untuk berburu babi hutan yang berkali-kali merusak ladang mereka.

"Kau boleh meminjamnya, tetapi jagalah tombak itu dengan baik, jangan sampai hilang," pesan Datu Dalu.

Sangmaima berhasil menombak perut seekor babi hutan dengan tombak tersebut. Namun ternyata, babi hutan itu masih bisa melarikan diri ke hutan belantara.

Datu Dalu marah ketika mengetahui tombak pusakanya hilang. "Aku tidak mau tahu, kau harus menemukan tombak itu!" katanya kepada Sangmaima.


Gambar 1.2

Lalu, Sangmaima menyusuri jejak-jejak babi buruannya yang terluka itu. Namun, jejak-jejak tersebut menghilang di sebuah lubang besar.

Ternyata, lubang tersebut adalah pintu sebuah istana kerajaan yang sangat indah. Sangmaima menemuka seorang putri cantik yang sedang kesakitan dengan sebuah tombak menancap di perutnya. Putri cantik itu ternyata adalah jelmaan babi hutan yang terluka oleh lemparan tombak milik Datu Dalu.


Gambar 1.3



Share:

Asal Usul Kolam Sampuraga (Part 2)

Di desa tersebut, Sampuraga bekerja pada Raja Silanjang yang memiliki usaha dagang yang besar. Pemuda itu bekerja dengan rajin dan jujur. Melihat sifat baik Sampuraga, lama-kelamaan Raja Silanjang sangat percaya kepadanya.
Ia menyerahkan usahanya untuk dikelola oleh Sampuraga. Usaha Sampuraga semakin berkembang dan ia menjadi pengusaha yang kaya raya. Kehidupannya pun berubah bagaikan seorang raja.


Gambar 1.1

Raja Silanjang menikahkan Sampuraga dengan putrinya yang cantik jelita. Pesta pernikahan yang megah dan mewah segera dirancang untuk mereka. Berita tentang pernikahan ini sampai ke kampung halamannya. Ibu Sampuraga pun mendengar berita pernikahan anaknya.

Ia bingung, jika benar yang menikah itu adalah putranya, mengapa Sampuraga tidak mengabarinya? Namun, sang Ibu yang teringat ucapan Sampuraga bahwa ia akan kembali kepada ibunya jika sudah berhasil, memperkuat keinginan sang ibu pergi ke Desa Sirambas untuk meyakinkan diri bahwa orang itu benar anaknya.

Dengan susah payah, Ibu Sampuraga menempuh perjalanan jauh. Sesampainya di sana, ia menyaksikan pesta yang sangat meriah. Meskipun berpenampilan kumal dan lusuh, Ibu Sampuraga berusaha mendekati pesta tersebut. Ia ingin melihat siapa yang bersanding sebagai pengantin. Betapa bahagianya, ketika yang dilihatnya adalah benar putranya.


Gambar 1.2

"Sampuraga!" teriaknya. Semua orang melihat kepadanya dengan pandangan heran.

"Ini ibu datang!" teriak sang ibu lagi.

Sampuraga terkejut. Penampilan ibunya sangatlah lusuh. Seketika, timbul rasa malu untuk mengakui ibunya.

"Siapa kau berani mengacaukan pestaku?" hardik Sampuraga. "Enak saja mengaku-aku sebagai ibuku! Ibuku sudah meninggal! Cepat usir ia dari sini!"

Beberapa orang suruhan segera menarik ibu Sampuraga pergi, menyeretnya keluar dari pesta tersebut. Ibu yang malang itu menangis tersedu. Ia tidak menyangka putranya mengingkari kehadirannya. Anak yang telah dikandung, dilahirkan, dan dibesarkan dengan susah payah tidak mengakuinya sebagai ibu.


Gambar 1.3

"Jika benar ia adalah anak yang kulahirkan dan tidak mengakui aku sebagai ibunya, Tuhan akan menunjukkan keadilan," isak ibu Sampuraga dengan wajah berurai air mata.

Saat itu, cuaca langsung berubah. Angin berembus kencang. Badai dan banjir air panas menghantam tempat pesta pernikahan Sampuraga. Seluruh penduduk yang hadir berlarian menyelamatkan diri, sedangkan ibu Sampuraga menghilang entah kemana. 

Tak seorang pun penduduk yang selamat, termasuk Sampuraga dan istrinya. Banjir dahsyat tersebut menyisakan sebuah kolam panas di lokasi pesta pernikahan Sampuraga. Oleh masyarakat setempat, tempat tersebut dinamakan kolam Sampuraga. Hingga kini, Kolam tersebut menjadi salah satu tempat wisata di daerah Mandailing yang ramai dikunjungi orang.


Gambar 1.4



Share:

Asal Usul Kolam Sampuraga (Part 1)

     Dahulu kala, di daerah Padang Lawas Utara, ada seorang pemuda yang bernama Sampuraga. Ia dan ibunya bekerja sebagai buruh tani. Pemilik ladang menyukai mereka, karena memiliki sifat jujur dan rajin bekerja.


Gambar 1.1 Padang Lawas Utara

     Suatu hari, pemilik ladang berbincang dengan Sampuraga di teras rumahnya. "Sampuraga, kau adalah pemuda yang jujur dan rajin bekerja. Sayang sekali jika kau tetap bekerja sebagai buruh tani. Di daerah Mandailing, kebanyakan penduduknya bekerja sebagai pendulang emas. Lebih baik kau pergi mencari peruntungan di sana, siapa tahu kau berhasil."


Gambar 1.2 Buruh tani

     Sampuraga merenung. Ia memang ingin sekali mengadu nasib agar kehidupannya lebih baik. Dengan cara itu pula, ia dapat membahagiakan ibunya.

     Sesampainya di rumah, Sampuraga menyampaikan keinginannya tersebut kepada sang Ibu. "Pergilah, Anakku. Jika kau ingin memperbaiki nasibmu. Ibu minta maaf, karena belum bisa membahagiakanmu selama ini." kata ibunya sedih.

     Sang ibu khawatir tidak bisa bertemu Sampuraga lagi, mengingat dirinya yang menua. Namun, ia tetap merelakan putranya pergi. "Terima kasih, Bu. Aku berjanji akan kembali ke sini menjemput Ibu jika telah berhasil nanti," janji Sampuraga kepada ibunya.

     Keesokan harinya, Sampuraga memulai perjalanan. Ia melepas lelah di sebuah desa bernama Pidoli Lombang. Kemudian, ia sampai di Desa Sirambas yang dipimpin oleh Raja Silanjang.


Gambar 1.3 Merantau



Share:

Asal Usul Nama Simalungun Sumatra Utara

     Dahulu kala, Kerajaan Tanah Djawo yang terletak di Kampung Nagur dipimpin oleh seorang raja yang adil dan bijaksana. Kerajaan ini bermarga Sinaga.

     Kerajaan Tanah Djawo berdekatan dengan kerajaan kecil lainnya, yaitu kerajaan Raya dari marga Saragih Garingging dan Kerajaan Silou dari marga Purba Tambak. Ketiga kerajaan tersebut berhubungan baik dan rukun. Meskipun berbeda marga, mereka selalu saling membantu.


Gambar 1.1 Kerajaan Tanah Djawo

     Ketika Kerajaan Majapahit dari Jawa akan menyerang Kerajaan Tanah Djawo, Kerajaan Silou dan Kerajaan Raya turun tangan membantu, sehingga pasukan Kerajaan Majapahit bisa dikalahkan dan diusir dari wilayah Nagur.

     Suatu ketika, ketiga kerajaan tersebut diserang oleh ribuan tentara yang tidak diketahui asalnya. Meskipun sudah bersatu, mereka tidak sanggup mengimbangi kekuatan musuh. Banyak korban berjatuhan.

     Rakyat pergi meninggalkan daerah mereka untuk mengungsi. Selama masa pelarian, mereka dilanda kelaparan dan wabah penyakit. Sekelompok dari mereka menemukan sebuah wilayah yang bisa mereka tempati, yaitu tanah Sahill Misir yang kini adalah Pulau Samosir.


Gambar 1.2 Pulau Samosir

     Mereka membuka lahan dan mulai bercocok tanam di sana. Kehidupan mereka mulai membaik. Bertahun-tahun lamanya mereka hidup di sana, berkeluarga, mempunyai anak dan cucu.

     Suatu ketika, beberapa orang tua merasa rindu dengan kampung halaman mereka di Nagur. Mereka pun mengajak siapa saja yang rindu kampung halaman, untuk ikut kembali ke Nagur. Beberapa dari mereka tetap ingin tinggal, karena tidak ingin meninggalkan rumah, sawah, ladang, dan ternak yang kini mereka miliki.

     Kelompok yang kembali ke Nagur menempuh perjalanan panjang untuk sampai ke kampung halaman mereka.

     Sesampainya di Nagur, beberapa warga terlihat menangis teringat peristiwa yang menimpa mereka dahulu. Kini, rumah-rumah mereka tidak ada lagi, semuanya sudah tertutupi semak belukar.


Gambar 1.3 Semak Belukar

"Sima-sima nalungun", kata mereka, yang berarti daerah yang sunyi dan sepi.

     Sejak saat itu, Kampung Nagur mereka ganti namanya menjadi Sima Nalungun. Lama-kelamaan, nama tersebut berubah menjadi Simalungun yang menjadi sebuah kabupaten di Sumatra Utara.


Gambar 1.4 Kabupaten Simalungun


Share:

Asal Usul Batu Gantung Sumatra Utara

     Di sebuah desa yang terletak di sekitar Danau Toba, tinggallah seorang gadis cantik bernama Seruni. Ia adalah gadis yang rajin. Seruni suka membantu ayah dan ibunya berladang.

     Orangtuanya ingin menjodohkan Seruni dengan seorang laki-laki yang sama sekali tidak dikenalnya. Ia menolak keinginan tersebut. "Aku tidak mau dijodohkan dengannya, Bu," ujar Seruni. Namun, orangtuanya tetap memaksa dengan alasan bahwa orang yang dijodohkan adalah laki-laki yang baik hati.


Gambar 1.1 Danau Toba

     Keadaan ini membuat Seruni sangat sedih. Lalu, ia melarikan diri ke hutan ditemani Toki, anjing peliharaannya. 

     Kemudian, ia pergi ke arah Danau Toba untuk merenung. Sampai di tepi Danau Toba, tiba-tiba kakinya terperosok ke dalam sebuah lubang batu yang dalam sekali. "Tolong! Tolong! Toki, cepat tolong aku!" teriaknya sambil menangis.


Gambar 1.2 Area sekitar Batu Gantung

     Anjing kecilnya menggonggong di pinggir lubang menyaksikan Seruni yang terperosok. Toki berlari pulang sambil menggonggong gelisah di hadapan orangtua Seruni. Mereka merasa panik, karena Toki pulang tidak bersama Seruni.

     "Pasti sesuatu telah terjadi pada Seruni, Pak!" Cepat kita ikuti Toki!" kata Ibu Seruni. Sang ayah memanggil beberapa tetangga untuk mengikutinya.

     Sesampainya di lubang batu tempat Seruni terjatuh, Ayah Seruni memanggil-manggil dan berniat masuk ke dalam lubang. Namun, ibu Seruni melarangnya, karena terlalu berbahaya.

     Warga menyalakan obor untuk menerangi lubang, tetapi dasar lubang itu terlalu dalam dan gelap. Mereka juga berusaha mengulurkan tali ke dalam lubang, berharap Seruni bisa menggapainya dan naik ke atas, tetapi usaha mereka sia-sia.

     Tiba-tiba, tanah terguncang hebat seperti terjadi gempa. Lubang tersebut perlahan merapat dan tertutup. Seruni yang berada di dalam lubang tidak bisa diselamatkan.

     Tidak lama setelah terjadi gempa, di tempat Seruni jatuh, tiba-tiba muncul sebuah batu besar menggantung yang menyerupai sesosok orang yang letaknya di tepi Danau Toba.

     Warga memercayainya sebagai penjelmaan Seruni. Batu tersebut dinamakan Batu Gantung. Daerah tersebut sering dikunjungi oleh turis mancanegara dan domestik, karena pemandangannya yang indah.


Gambar 1.3 Batu Gantung




Share:

Putri Pukes dan Danau Laut Tawar di Aceh

     Di dataran tanah Gayo, hidup seorang putri raja bernama Putri Pukes. Sang Putri menyukai seorang pangeran dari kerjaan lain. Semula, kedua orangtuanya tidak merestui, karena negeri tempat tinggal pangeran itu jauh. Namun, karena kegigihan Putri Pukes dan Sang Pangeran, orangtua sang Putri pun merestui dan menikahkan mereka.


Gambar 1.1 Danau Laut Tawar Aceh

   Setelah menikah, tibalah saatnya Putri Pukes harus menyusul suaminya. Ia pun pamit kepada orangtuanya untuk pergi ke kerajaan suaminya. Orangtua Putri Pukes sangat sedih, tetapi mereka harus melepas anaknya itu pergi.

    "Pergilah, bersama para pengawal, Nak. Namun, satu hal yang harus kau jaga, begitu melangkahkan kaki keluar dari kerajaan ini, sekali pun janganlah menoleh lagi ke belakang," pesan orangtuanya.

   Putri Pukes pun berangkat. Di tengah jalan, Ia selalu teringat akan orangtuanya dan sangat merindukan mereka. Karena terlalu bersedih, ia tanpa sengaja menoleh ke belakang.

    Tiba-tiba, datanglah petir menyambar dan hujan yang sangat lebat. Putri Pukes dan rombongannya berteduh di dalam gua.

    Di dalam gua, Putri Pukes berdiri di sudut gua untuk menghangatkan tubuhnya yang kedinginan. Perlahan, sang Putri merasa tubuhnya mengeras. Putri Pukes sangat terkeju dan menangis. Ternyata tubuhnya menjadi batu.


Gambar 1.2 Patung Putri Pukes

   Ia menyesal, karena tidak mengindahkan pesan orangtuanya. Seharusnya, ia tidak menoleh ke belakang selama perjalanan. Setelah cukup lama beristirahat dan hujan mulai reda, para pengawal memanggil Sang Putri, tetapi apadaya Sang Putri sudah berubah menjadi batu.

    Sampai sekarang, batu Putri Pukes masih bisa dilihat. Bentuknya membesar di bagian bawah, tetapi bentuk sanggul dan kepala Sang Putri masih bisa dikenali.

   Menurut kepercayaan penduduk, batu tersebut membesar di bawah karena Putri Pukes terus menangis yang menyebabkan air matanya menumpuk di bawah.

   Sementara itu, karena hujan yang sangat lebat, terbentuklah danau di kawasan itu. Penduduk sekitar menyebut danau tersebut dengan nama Danau Laut Tawar.


Gambar 1.3 Goa Batu Putri Pukes


Share:

CERITA RAKYAT INDONESIA

     Indonesia adalah negara yang kaya dengan keragaman seni budaya. Selain itu, Indonesia juga memiliki banyak sekali tempat wisata, kota-kota yang indah, dan bersejarah, serta bangunan-bangunan peninggalan di masa lampau.

      Tempat-tempat peninggalan tersebut memiliki latar belakang sebuah dongeng, legenda, atau mitos yang kemudian berkembang menjadi cerita rakyat.


     Mau tau cerita rakyat apa saja yang ada di Indonesia? Yuk baca ...

Daftar isi

  1. Putri Pukes dan Danau Laut Tawar di Aceh
  2. Asal Usul Batu Gantung Sumatra Utara
  3. Asal Usul Nama Simalungun Sumatra Utara
  4. Asal Usul Kolam Sampuraga (Part 1)
  5. Asal Usul Kolam Sampuraga (Part 2)
  6. Asal Usul Danau Si Losung dan Si Pinggan (Part I)
  7. Asal Usul Danau Si Losung dan Si Pinggan (Part 2)
  8. Asal Usul Pulau Si Kantan (Part 1)
  9. Asal Usul Pulau Si Kantan (Part 2)

Share:

Montgolfier Bersaudara

     Montgolfier bersaudara yang terdiri dari Joseph-Michel Montgolfier (26 Agustus 1740 - 26 Juni 1810) dan Jacques-Etienne Montgolfier (6 Januari 1745 - 2 Agustus 1799) merupakan produsen kertas dari Annonay, di Ardeche, Prancis ayng dikenal sebagai penemu balon udara panas Montgolfiere-style, globe aerostatique. Mereka meluncurkan pendakian pertama yang dipandu, membawa Etienne. Selain balon udara, Joseph juga menemulan ram hidrolik.



Share:

Balon Udara

     Balon udara merupakan teknologi penerbangan yang pertama kali tercipta oleh manusia. Balon udara sendiri diciptakan pertama kali oleh Montgolfier bersaudara di Annonay, Prancis pada 1783. Penerbangan pertama dengan manusia diadakan pada 21 November 1783, di Paris oleh Pilatre de Roizer dan Marquis d'Arlandes. Balon udara panas dapat dikendalikan dan bukan hanya dibawa angin yang dikenal dengan airship atau thermal airship.
Gambar 1.1 Balon Udara

     Ide awal dibalik balon udara panas yang kita kenal sekarang telah ada sejak lama. Archimedes, seorang ahli matematika Yunani kuno telah menggambarkan prinsip mengapung lebih dari 2000 tahun yang lalu. Pada abad ke-13, peneliti Inggris Roger bacon dan filsuf German Albertus Magnus, keduanya pernah menyampaikan teori tentang mesin terbang. Namun belum ada yang menjadi kenyataan sampai akhirnya pada musim panas 19 September 1783, dihadappan Raja Louis XVI, Montgolfier bersaudara, Joseph dan Etienne menjadikan domba, bebek dan ayam sebagai penumpang dan penerbangan perdana di atas Prancis selama delapan menit. Dua bulan kemudian Marquis Francois dan Pilatre menjadi dua manusia pertama yang terbang menggunakan Balon udara.

>> Prinsip Kerja Balon Udara
>> Komponen Balon Udara Panas


Share:

Popular Posts

Followers

Program