Asal Usul Kolam Sampuraga (Part 1)

     Dahulu kala, di daerah Padang Lawas Utara, ada seorang pemuda yang bernama Sampuraga. Ia dan ibunya bekerja sebagai buruh tani. Pemilik ladang menyukai mereka, karena memiliki sifat jujur dan rajin bekerja.


Gambar 1.1 Padang Lawas Utara

     Suatu hari, pemilik ladang berbincang dengan Sampuraga di teras rumahnya. "Sampuraga, kau adalah pemuda yang jujur dan rajin bekerja. Sayang sekali jika kau tetap bekerja sebagai buruh tani. Di daerah Mandailing, kebanyakan penduduknya bekerja sebagai pendulang emas. Lebih baik kau pergi mencari peruntungan di sana, siapa tahu kau berhasil."


Gambar 1.2 Buruh tani

     Sampuraga merenung. Ia memang ingin sekali mengadu nasib agar kehidupannya lebih baik. Dengan cara itu pula, ia dapat membahagiakan ibunya.

     Sesampainya di rumah, Sampuraga menyampaikan keinginannya tersebut kepada sang Ibu. "Pergilah, Anakku. Jika kau ingin memperbaiki nasibmu. Ibu minta maaf, karena belum bisa membahagiakanmu selama ini." kata ibunya sedih.

     Sang ibu khawatir tidak bisa bertemu Sampuraga lagi, mengingat dirinya yang menua. Namun, ia tetap merelakan putranya pergi. "Terima kasih, Bu. Aku berjanji akan kembali ke sini menjemput Ibu jika telah berhasil nanti," janji Sampuraga kepada ibunya.

     Keesokan harinya, Sampuraga memulai perjalanan. Ia melepas lelah di sebuah desa bernama Pidoli Lombang. Kemudian, ia sampai di Desa Sirambas yang dipimpin oleh Raja Silanjang.


Gambar 1.3 Merantau



Share:

Sensor Visual mulai 2,5 - 4 tahun (Kotak Silinder)

Manfaat Kegiatan
  • Mengembangkan persepsi visual dimensi, koordinasi tangan-mata, dan kemampuan prahitung serta menulis
  • Melatih urutan dan membedakan ukuran besar-kecil
  • Mengenal kata silinder, kuning, hijau, merah, biru, besar, kecil, rendah, dan tinggi
Alat yang Dibutuhkan:
  • Kotak silinder kuning
    10 silinder kuning diameter besar dan tinggi sampai diameter kecil dan rendah
  • Kotak silinder hijau
    10 silinder hijau diameter besar dan tinggi sampai diameter kecil dan rendah
  • Kotak silinder merah
    10 silinder merah diameter besar dan tinggi sampai diameter kecil dan rendah
  • Kotak silinder biru
    10 silinder biru diameter besar dan tinggi sampai diameter kecil dan rendah

Gambar 1.1

Cara Bekerja I:
  • Buka hati-hati kotak silinder menggunakan tiga jari. Keluarkan satu per satu dari kotak. Susun acak di atas alas kerja meja
  • Katakan "Kita akan membuat tangga dari silinder ini, dimulai dari yang ...(katakan sesuai ukuran silindernya, misalnya, biru: tertinggi sampai yang terpendek."

Gambar 1.2

Cara Bekerja II
  • Langkah awal sama seperti Cara Bekerja I.
  • Susun silinder, menjadi menara, dari silinder terbesar paling bawah sampai silinder terkecil paling atas.

Gambar 1.3





Share:

Asal Usul Nama Simalungun Sumatra Utara

     Dahulu kala, Kerajaan Tanah Djawo yang terletak di Kampung Nagur dipimpin oleh seorang raja yang adil dan bijaksana. Kerajaan ini bermarga Sinaga.

     Kerajaan Tanah Djawo berdekatan dengan kerajaan kecil lainnya, yaitu kerajaan Raya dari marga Saragih Garingging dan Kerajaan Silou dari marga Purba Tambak. Ketiga kerajaan tersebut berhubungan baik dan rukun. Meskipun berbeda marga, mereka selalu saling membantu.


Gambar 1.1 Kerajaan Tanah Djawo

     Ketika Kerajaan Majapahit dari Jawa akan menyerang Kerajaan Tanah Djawo, Kerajaan Silou dan Kerajaan Raya turun tangan membantu, sehingga pasukan Kerajaan Majapahit bisa dikalahkan dan diusir dari wilayah Nagur.

     Suatu ketika, ketiga kerajaan tersebut diserang oleh ribuan tentara yang tidak diketahui asalnya. Meskipun sudah bersatu, mereka tidak sanggup mengimbangi kekuatan musuh. Banyak korban berjatuhan.

     Rakyat pergi meninggalkan daerah mereka untuk mengungsi. Selama masa pelarian, mereka dilanda kelaparan dan wabah penyakit. Sekelompok dari mereka menemukan sebuah wilayah yang bisa mereka tempati, yaitu tanah Sahill Misir yang kini adalah Pulau Samosir.


Gambar 1.2 Pulau Samosir

     Mereka membuka lahan dan mulai bercocok tanam di sana. Kehidupan mereka mulai membaik. Bertahun-tahun lamanya mereka hidup di sana, berkeluarga, mempunyai anak dan cucu.

     Suatu ketika, beberapa orang tua merasa rindu dengan kampung halaman mereka di Nagur. Mereka pun mengajak siapa saja yang rindu kampung halaman, untuk ikut kembali ke Nagur. Beberapa dari mereka tetap ingin tinggal, karena tidak ingin meninggalkan rumah, sawah, ladang, dan ternak yang kini mereka miliki.

     Kelompok yang kembali ke Nagur menempuh perjalanan panjang untuk sampai ke kampung halaman mereka.

     Sesampainya di Nagur, beberapa warga terlihat menangis teringat peristiwa yang menimpa mereka dahulu. Kini, rumah-rumah mereka tidak ada lagi, semuanya sudah tertutupi semak belukar.


Gambar 1.3 Semak Belukar

"Sima-sima nalungun", kata mereka, yang berarti daerah yang sunyi dan sepi.

     Sejak saat itu, Kampung Nagur mereka ganti namanya menjadi Sima Nalungun. Lama-kelamaan, nama tersebut berubah menjadi Simalungun yang menjadi sebuah kabupaten di Sumatra Utara.


Gambar 1.4 Kabupaten Simalungun


Share:

Sensor Visual mulai 2,5 - 4 tahun (Tangga Cokelat)

Manfaat Kegiatan:
  • Mengembangkan persepsi visual dimensi, koordinasi tangan-mata, dan kemampuan prahitung serta menulis
  • Melatih urutan dan membedakan ukuran besar-kecil
  • Mengenal kata prima, persegi panjang, besar, dan kecil
Alat yang dibutuhkan:
  • Sepuluh prisma persegi panjang cokelat berbagai ukuran (terkecil 1 x 1 x 20 cm dan terbesar 10 x 10 x 20 cm). Selisih setiap ukuran 1 x 1 x 20 cm.
Gambar 1.1 Prisma persegi panjang

Cara Bekerja:
  • Pegang ujung kanan dan kiri prisma kecil dengan tiga jari, sedangkan prisma besar menggunakan lima jari.
  • Katakan "Kita akan membangun tangga dari prisma terbesar sampai yang terkecil (ajari anak untuk meraba prisma besar dan kecil)


    Gambar 1.2 Meraba prisma

  • Susun prisma membentuk tangga dari yang terbesar sampai terkecil dengan membandingkan dulu ukuran prisma secara berturut sebelum disusun menjadi tangga

Gambar 1.3 Menyusun prisma


Share:

Asal Usul Batu Gantung Sumatra Utara

     Di sebuah desa yang terletak di sekitar Danau Toba, tinggallah seorang gadis cantik bernama Seruni. Ia adalah gadis yang rajin. Seruni suka membantu ayah dan ibunya berladang.

     Orangtuanya ingin menjodohkan Seruni dengan seorang laki-laki yang sama sekali tidak dikenalnya. Ia menolak keinginan tersebut. "Aku tidak mau dijodohkan dengannya, Bu," ujar Seruni. Namun, orangtuanya tetap memaksa dengan alasan bahwa orang yang dijodohkan adalah laki-laki yang baik hati.


Gambar 1.1 Danau Toba

     Keadaan ini membuat Seruni sangat sedih. Lalu, ia melarikan diri ke hutan ditemani Toki, anjing peliharaannya. 

     Kemudian, ia pergi ke arah Danau Toba untuk merenung. Sampai di tepi Danau Toba, tiba-tiba kakinya terperosok ke dalam sebuah lubang batu yang dalam sekali. "Tolong! Tolong! Toki, cepat tolong aku!" teriaknya sambil menangis.


Gambar 1.2 Area sekitar Batu Gantung

     Anjing kecilnya menggonggong di pinggir lubang menyaksikan Seruni yang terperosok. Toki berlari pulang sambil menggonggong gelisah di hadapan orangtua Seruni. Mereka merasa panik, karena Toki pulang tidak bersama Seruni.

     "Pasti sesuatu telah terjadi pada Seruni, Pak!" Cepat kita ikuti Toki!" kata Ibu Seruni. Sang ayah memanggil beberapa tetangga untuk mengikutinya.

     Sesampainya di lubang batu tempat Seruni terjatuh, Ayah Seruni memanggil-manggil dan berniat masuk ke dalam lubang. Namun, ibu Seruni melarangnya, karena terlalu berbahaya.

     Warga menyalakan obor untuk menerangi lubang, tetapi dasar lubang itu terlalu dalam dan gelap. Mereka juga berusaha mengulurkan tali ke dalam lubang, berharap Seruni bisa menggapainya dan naik ke atas, tetapi usaha mereka sia-sia.

     Tiba-tiba, tanah terguncang hebat seperti terjadi gempa. Lubang tersebut perlahan merapat dan tertutup. Seruni yang berada di dalam lubang tidak bisa diselamatkan.

     Tidak lama setelah terjadi gempa, di tempat Seruni jatuh, tiba-tiba muncul sebuah batu besar menggantung yang menyerupai sesosok orang yang letaknya di tepi Danau Toba.

     Warga memercayainya sebagai penjelmaan Seruni. Batu tersebut dinamakan Batu Gantung. Daerah tersebut sering dikunjungi oleh turis mancanegara dan domestik, karena pemandangannya yang indah.


Gambar 1.3 Batu Gantung




Share:

MATEMATIKA PERTIDAKSAMAAN NO.1


Jika pertidaksamaan (x/x+1)^2 > 8 - 2|x/x+1| mempunyai penyelesaian {x: a < x < b atau c < x < d}, maka a + b + c + d = ....

A. -6
B. -16/3
C. -14/3
D. -4
E. -10/3

Pembahasan


Share:

Sensor Visual mulai 2,5 - 4 tahun (Menara Merah Muda)

Manfaat Kegiatan:
  • Mengembangkan persepsi visual dimensi, koordinasi tangan dan mata, kemampuan prahitung, dan menulis.
  • Membedakan ukuran besar dan kecil
  • Mengenal kata balok, besar, dan kecil

Gambar 1.1 Menara kubus

Alat yang dibutuhkan:
  • Sepuluh kubus merah muda ukuran terkecil (1 x 1 x 1) cm dan terbesar (10 x 10 x 10) cm. Selisihkan ukuran setiap kubus 1 cm
Cara Bekerja:
  • Pegang kubus besar dengan dua tangan dan kubus kecil dengan tiga jari.
  • Simpan acak kubus di alas kerja


    Gambar 1.2 Membangun Menara

  • Katakan "Kita akan membangun menara, mulai dari kubus terbesar dan diakhiri dengan kubus terkecil"
Share:

Popular Posts

Followers

Program

Labels

Sitemap

Blog Archive