Asal Usul Kolam Sampuraga (Part 2)

Di desa tersebut, Sampuraga bekerja pada Raja Silanjang yang memiliki usaha dagang yang besar. Pemuda itu bekerja dengan rajin dan jujur. Melihat sifat baik Sampuraga, lama-kelamaan Raja Silanjang sangat percaya kepadanya.
Ia menyerahkan usahanya untuk dikelola oleh Sampuraga. Usaha Sampuraga semakin berkembang dan ia menjadi pengusaha yang kaya raya. Kehidupannya pun berubah bagaikan seorang raja.


Gambar 1.1

Raja Silanjang menikahkan Sampuraga dengan putrinya yang cantik jelita. Pesta pernikahan yang megah dan mewah segera dirancang untuk mereka. Berita tentang pernikahan ini sampai ke kampung halamannya. Ibu Sampuraga pun mendengar berita pernikahan anaknya.

Ia bingung, jika benar yang menikah itu adalah putranya, mengapa Sampuraga tidak mengabarinya? Namun, sang Ibu yang teringat ucapan Sampuraga bahwa ia akan kembali kepada ibunya jika sudah berhasil, memperkuat keinginan sang ibu pergi ke Desa Sirambas untuk meyakinkan diri bahwa orang itu benar anaknya.

Dengan susah payah, Ibu Sampuraga menempuh perjalanan jauh. Sesampainya di sana, ia menyaksikan pesta yang sangat meriah. Meskipun berpenampilan kumal dan lusuh, Ibu Sampuraga berusaha mendekati pesta tersebut. Ia ingin melihat siapa yang bersanding sebagai pengantin. Betapa bahagianya, ketika yang dilihatnya adalah benar putranya.


Gambar 1.2

"Sampuraga!" teriaknya. Semua orang melihat kepadanya dengan pandangan heran.

"Ini ibu datang!" teriak sang ibu lagi.

Sampuraga terkejut. Penampilan ibunya sangatlah lusuh. Seketika, timbul rasa malu untuk mengakui ibunya.

"Siapa kau berani mengacaukan pestaku?" hardik Sampuraga. "Enak saja mengaku-aku sebagai ibuku! Ibuku sudah meninggal! Cepat usir ia dari sini!"

Beberapa orang suruhan segera menarik ibu Sampuraga pergi, menyeretnya keluar dari pesta tersebut. Ibu yang malang itu menangis tersedu. Ia tidak menyangka putranya mengingkari kehadirannya. Anak yang telah dikandung, dilahirkan, dan dibesarkan dengan susah payah tidak mengakuinya sebagai ibu.


Gambar 1.3

"Jika benar ia adalah anak yang kulahirkan dan tidak mengakui aku sebagai ibunya, Tuhan akan menunjukkan keadilan," isak ibu Sampuraga dengan wajah berurai air mata.

Saat itu, cuaca langsung berubah. Angin berembus kencang. Badai dan banjir air panas menghantam tempat pesta pernikahan Sampuraga. Seluruh penduduk yang hadir berlarian menyelamatkan diri, sedangkan ibu Sampuraga menghilang entah kemana. 

Tak seorang pun penduduk yang selamat, termasuk Sampuraga dan istrinya. Banjir dahsyat tersebut menyisakan sebuah kolam panas di lokasi pesta pernikahan Sampuraga. Oleh masyarakat setempat, tempat tersebut dinamakan kolam Sampuraga. Hingga kini, Kolam tersebut menjadi salah satu tempat wisata di daerah Mandailing yang ramai dikunjungi orang.


Gambar 1.4



Share:

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

Followers

Program

Sitemap

Blog Archive