BAB 2 PENGETAHUAN DASAR PEMETAAN, PENGINDRAAN JAUH, DAN SIG (Page 6)

F. INTERPRETASI CITRA

          Proses analisis data setelah perekaman interaksi antara tenaga dan objek oleh sensor yang menghasilkan data atau citra disebut interpretasi citra.
Unsur-unsur interpretasi citra:
1. Bentuk. Objek tertentu memiliki bentuk yang khas. Misalnya, bangunan sekolah tampak seperti
    huruf H, I, L, dan U. Gunung api berbentuk kerucut. Sungai atau aliran air memiliki bentuk yang
    mudah dibedakan.
2. Ukuran. Berkaitan dengan skala citra. Misalnya, skala 1:1.000.000. Panjang objek pada foto udara
    4 cm dan lebarnya 3 cm. Panjang sebenarnya = 4 x 1.000.0000 = 4.000.000 cm atau 40 km,
    sedangkan lebar sebenarnya 3 x 1.000.000 = 3.000.000 cm = 30 km.
3. Rona. Rona atau tingkat kecerahan objek adalah hasil dari interaksi antara objek dan spektrum
    gelombang elektromagnetik.
4. Tekstur. Ada 3 tingkatan tekstur, yaitu halus, sedang, dan kasar. Misalnya, tekstur hutan hujan
     tropis, kasar. Tekstur hutan homogen, sedang. Tekstur semak, sabana, dan stepa, halus.
5. Bayangan. Dapat menjelaskan arah mata angin foto udara. Hal ini terjadi karena bayangan
    dipengaruhi oleh arah datangnya sinar matahari pada waktu pemotretan. Selain itu, bayangan
    dapat digunakan untuk memberikan gambaran mengenai bentuk atau ketinggian relatif suatu objek.
6. Pola. Pola atau kecenderungan bentuk suatu objek pada citra. Misalnya, permukiman penduduk
    berpola linier, terpusat, atau menyebar. Perkebunan memiliki pepohonan dengan jarak yang tetap.
7. Situs. Situs atau letak atau kedudukan suatu objek terhadap objek lain di sekelilingnya. Misalnya,
    hutan bakau ada di dataran rendah pantai berair payau.
8. Asosiasi. Kaitan suatu objek dengan objek lain. Misal, area parkir berasosiasi dengan gedung
    perkantoran.

         Interpretasi citra secara khusus guna menampilkan pandangan 3 dimensi, yaitu relief yang terdapat dalam foto udara. Interpretasi citra membutuhkan alat, seperti stereoskop, transparansi film, meja sinar, pengamat warna aditif (color additive viewer) untuk menghasilkan paduan warna yang lebih mudah diinterpretasikan.

Langkah-langkah interpretasi citra 
1. Deteksi, yakni upaya untuk mengetahui benda dan gejala di sekitar lingkungan dengan alat pengindra atau sensor. Deteksi dapat menentukan ada tidaknya suatu objek atau fenomena khusus. Misalnya, objek berupa hutan hujan tropis.
2. Identifikasi secara menyeluruh disebut dengan pembacaan foto (photo reading). Dapat dilakukan berdasarkan ciri spektral, spasial, dan temporal yang terekam oleh sensor dengan menggunakan stereoskop. Ciri spektral dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektromagnetik dan objek. Ciri ini dinyatakan dengan rona dan warna. Ciri spasial mencakup bentuk, ukuran, bayangan, pola, situs, dan asosiasi. Ciri temporal, berkaitan dengan kondisi benda pada saat perekaman.
3. Analisis untuk mengelompokkan objek yang mempunyai citra yang sama dengan identitas objek.
4. Deduksi, yaitu pemrosesan berdasarkan bukti yang mengarah pada hal yang lebih khusus. Pada tahap ini kesimpulan dan hipotesis didapatkan.

Manfaat citra pengindraan jauh
1. Memberikan informasi mengenai keadaan dan perubahan lahan
2. Membantu dalam menganalisis perairan.
3. Membantu dalam menganalisis keadaan cuaca dan iklim.
4. Menyajikan model, relief, dan kemiringan suatu lahan.
5. Memberikan gambaran atau pemetaan daerah bencana.


Share:

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

Followers

Program

Sitemap

Blog Archive