BAB 2 PENGETAHUAN DASAR PEMETAAN, PENGINDRAAN JAUH, DAN SIG (Page 4)

D. PENGINDRAAN JAUH
     
1. Definisi
Di samping pemetaan, pengindraan jauh juga memiliki peran penting dalam geografi. Pengindraan jauh mengacu pada kegiatan pencatatan/mengamati/mempersepsi (merasakan) benda atau peristiwa di tempat yang jauh. Pada pengindraan jauh, sensor (alat pengindra) tidak kontak langsung dengan objek atau peristiwa yang diamati. Informasi dari benda/peristiwa membutuhkan media intervensi untuk sampai ke sensor (alat pengindra).

Pengertian Pengindraan Jauh berdasarkan para ahli:
No.
Nama Tokoh
Pendapat
1
Lillesand dan Kiefer
Pengindraan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi mengenai suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dari alat perekam (sensor) yang menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai media perantaranya tanpa menyentuh objek, daerah, atau fenomena tersebut.
2
David T. Lindgen
Pengindraan jauh adalah berbagai teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis informasi tentang kami.
3
Paul J. Curran
Pengindraan jauh adalah penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan agar informasi yang berguna dapat diperoleh.
4
Wilson dan Buffon
Pengindraan jauh adalah suatu ilmu, seni, dan teknik untuk memperoleh informasi tentang objek, area, dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa kontak langsung dengan objek, area, maupun gejala tersebut.
5
Ken’ichi Okamoto
Pengindraan jauh didefinisikan sebagai suatu teknik untuk mengidentifikasi, mengklasifikasikan dan menentukan objek, serta, memperoleh informasi tentang sifat fisik mereka melalui analisis data pada objek yang dikumpulkan dengan menggunakan sensor jarak jauh.
6
American Society of Photogtametry
Pengindraan jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi tentang beberapa sifat objek atau fenomena dengan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung atau bersinggungan dengan objek atau fenomena yang dikaji.
Kesimpulannya, pengindraan jauh adalah ilmu, seni, dan teknik untuk merekam suatu benda, gejala, dan area, dari jarak jauh tanpa kontak langsung atau bersinggungan dengan alat pengindra berupa sensor buatan. Pengindraan jauh disingkat menjadi indraja.

Dalam bidang geografi, hasil foto udara atau citra satelit dapat diinterpretasikan dengan mengunakan konsep pengindraan jauh. Foto udara dan citra satelit kemudian diinterpretasikan berulang kali sesuai kebutuhan. Oleh karena itu, sering digunakan untuk menganalisis daerah rawan bencana, daerah aliran sungai, fenomena geologi, survei hidrologi ataupun tanah, serta pemantauan sumber daya alam.

2. Komponen Pengindraan Jauh
a. Energi
    Agar dapat direkam dengan baik oleh sensor, pengindraan jauh melibatkan energi untuk mendapat
    gambaran permukaan bumi.
    1) Energi gelombang elektromagnetik alamiah yang berasal dari matahari. Pengindraan jauh yang
        memanfaatkan tenaga matahari disebut sistem pasif.
        Contoh, proses pengambilan foto udara dan foto satelit. Untuk sistem pengindraan jauh pasif
        yang sangat bergantung dengan matahari, hasil gambaran yang didapatkan sangat bergantung
        pada waktu penyinaran, kondisi cuaca, serta permukaan bumi yang memantulkan cahaya.
    2) Energi gelombang elektronik buatan yang digunakan untuk memancarkan gelomang cahaya
        dengan panjang gelombang tertentu. Pengindraan jauh yang memanfaatkan tenaga buatan
        disebut sistem aktif. Contoh, sistem kerja radar.
b. Atmosfer
     Pengindraan jauh menggunakan spektrum elektromagnetik untuk menjalankan fungsinya. Untuk
     mendapatkan gambaran area yang luas, umumnya sensor diletakkan pada jarak yang jauh dari
     permukaan bumi. Sensor tersebut akan menangkap gelombang elektromagnetik yang dipantulkan
     oleh permukaan bumi. Namun, hanya sebagian kecil tenaga elektromagnetik dari radiasi sinar
     matahari yang dapat mencapai permukaan bumi. Hal ini karena atmosfer selektif terhadap panjang
     gelombang. Ketika melewati atmosfer, gelombang elektromagnetik akan terhambur dan terserap
     oleh gas atmosfer, terutama lapisan ozon dan partikel lain, seperti awan. Namun, ada beberapa
     bagian spektrum elektromagnetik yang dapat melalui atmosfer dan mencapai permukaan bumi.
     Bagian ini disebut jendela atmosfer (atmospheric window).

     Panjang gelombang yang paling banyak digunakan dalam pengindraan jauh.
     1) Spektrum gelombang cahaya tampak (visible), yakni spektrum gelombang cahaya yang
         mempunyai panjang gelombang antara 0,4µm – 0,7µm.
     2) Spektrum gelombang cahaya inframerah, yakni spektrum gelombang cahaya yang mempunyai
         panjang gelombang antara 0,7µm – 1,0µm.
     3) Spektrum gelombang mikro, yakni spektrum gelombang yang mempunyai panjang gelombang
         antara 1,0µm – 1,0m
c. Objek
    Adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran dalam pengindraan jauh. Objek meliputi atmosfer,
    biosfer, hidrosfer, dan litosfer. Setiap objek memantulkan gelombang tertentu sehingga dapat
    memiliki kenampakan yang berbeda pada sensor.
    Ada 4 variasi yang dapat digunakan untuk membedakan suatu objek, yaitu:
    1) Variasi spektral, variasi pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik akibat perbedaan
         panjang gelombang. Umumnya terdapat pada spektrum gelombang tampak, contohnya warna
         dari suatu objek.
    2) Variasi spasial, variasi pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik akibat perbedaan
         bentuk, ukuran, dan tekstur suatu objek.
    3) Variasi temporal, variasi pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik akibat fungsi
         waktu. Bisa harian atau musiman. Diperkaya dengan informasi mengenai siklus tanaman,
         dapat digunakan untuk mengenali tumbuhan.
    4) Variasi polarisasi, variasi pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik akibat polarisasi.
         Terjadi ketika gelombang elektromagnetik sebagai gelombang transversal mengalami
         penyerapan sesuai arah polarisasinya. Umumnya, variasi ini terjadi pada spektrum gelombang
         mikro.
d. Sensor
    Sensor adalah benda yang digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan merekam objek di alam
    dalam jangkauan tertentu. Sensor ini bekerja dengan cara merekam gelombang elektromagnetik
    yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Sensor ada 2 macam, yaitu sensor pasif dan aktif. Sensor
    pasif adalah sensor yang merekam radiasi alami dari baik yang dipancarkan maupun yang dipan-
    tulkan oleh permukaan bumi. Sensor aktif adalah sensor yang memiliki radiasi elektromagnetik
    sendiri yang kemudian dipancarkan ke permukaan bumi lalu direkam pantulannya.
 
    Beberapa kemampuan dasar yang dimiliki sensor dapat digunakan untuk mengenali objek atau
    fenomena adalah sebagai berikut.
    1) Resolusi spasial, kemampuan suatu sensor untuk membedakan objek yang kecil. Semakin kecil
        objek yang direkam sensor, semakin baik resolusi spasialnya.
    2) Resolusi spektral, kemampuan merekam rentang panjang gelombang tertentu. Semakin baik
        resolusi spektral suatu sensor, semakin panjang rentang panjang gelombang yang dapat direkam.
    3) Resolusi radiometrik, kemampuan sensor untuk membedakan objek berdasarkan sifat
         pemantulan atau pemancaran gelombang elektromagnetiknya.
    4) Resolusi termal, kemampuan sensor untuk mengenali objek berdasarkan perbedaan suhu.
    4) Resolusi termal
         
     Berdasarkan proses perekamannya, ada 2 jenis sensor. Keduanya adalah sensor fotografi dan sensor elektrik.
      Sensor fotografi dapat berupa kamera yang bekerja pada spektrum tampak. Selain itu, kamera juga bekerja pada spektrum ultraviolet hingga inframerah. Hasilnya adalah foto atau citra. Pada sensor ini, proses perekaman berlangsung secara kimiawi. Tenaga elektromagnetik diterima dan direkam pada emulsi film yang jika diproses akan menghasilkan foto atau citra. Sensor fotografi yang dilakukan dengan pemotretan dari pesawat udara atau wahana lainnya akan menghasilkan foto udara. Sensor fotografi yang dilakukan dengan pemotretan melalui antariksa akan menghasilkan foto satelit atau citra orbital. Foto yang dihasilkan kemudian diinterpretasi manual menggunakan stereoskop. Stereoskop dapat digunakan untuk melihat objek dalam bentuk 3 dimensi.
      Sensor elektrik merekam sinyal elektrik yang beroperasi pada spektrum yang lebih luas, yakni sinar X sampai gelombang radio. Sinyal elektrik direkam pada pita magnetik atau detektor lainnya. Sinyal elektrik ini kemudian diproses menjadi data visual atau data digital yang siap diolah dengan komputer.
        Proses perubahan data digital menjadi citra dapat dilakukan dengan memotret data yang direkam dengan pita magnetik yang diwujudkan secara visual pada layar monitor. Selain itu, dapat digunakan menggunakan film perekam khusus. Hasilnya disebut citra pengindraan jauh.
        Kendaraan yang membawa sensor disebut wahana. Ada 3 kelompok wahana, yaitu:
1) Pesawat terbang dan balon udara dengan ketinggian antara 1.000m - 9.000m dari permukaan bumi
    yang menghasilkan citra foto (foto udara).
2) Pesawat terbang dengan ketinggian sekitar 18.000 meter dari permukaan bumi yang menghasilkan
    foto udara dan multispectral scanner data.
3) Satelit dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan bumi yang menghasilkan
     citra satelit.
e. Perolehan data
    Dapat dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan cara menginterpretasi foto udara secara visual
    dan cara numerik atau digital, yaitu dengan menggunakan data digital melalui komputer.
f. Pengguna data
   Faktor tingkat keberhasilan dari penerapan sistem pengindraan jauh. Kemampuan pengguna data
   dalam menerapkan hasil pengindraan jauh dipengaruhi oleh pengetahuan tentang disiplin ilmu
   masing-masing. Data yang sama dapat digunakan untuk mencari informasi yang berbeda.

--> Next Page

--> Daftar isi

Share:

1 comment:

Popular Posts

Followers

Program

Sitemap

Blog Archive