Konsep Geografi Keterkaitan Ruang


     Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai fenomena geosfer, baik fenomena fisik maupun sosial. Dalam konteks keruangan, terjadi interaksi sebab akibat antardaerah yang disebut konsep keterkaitan ruang. Konsep keterkaitan ruang terjadi di daerah yang berdekatan. Ada yang memberi dampak dan terdampak. Sebagai contoh, lalu lintas di sekitar Jakarta pada waktu tertentu macet disebabkan oleh pekerja penglaju yang berasal dari daerah sekitar Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Share:

Konsep Geografi Diferensiasi Area

 

     Fenomena di permukaan Bumi secara tidak langsung mengalami persebaran. Konsep diferensiasi area membandingkan persebaran fenomena untuk menunjukkan antara satu daerah dengan daerah lain. Perbedaan fisik dapat dilihat dari tingkat fenomena atmosfer seperti aurora. Perbedaan kondisi fisik dapat menyebabkan perbedaan kondisi sosial masyarakat. Sebagai contoh, fenomena aurora hanya dapat terjadi di wilayah sekitar kutub dan wilayah dekat ekuator.

<-- Kembali ke materi sebelumnya

Share:

Konsep Geografi Interaksi dan Interpendensi


     Setiap daerah di permukaan Bumi memiliki potensi dan sumberdaya alam berbeda-beda bergantung dari letak, topografi, ketinggian dan lain sebagainya. Selain itu, suatu daerah tidak akan dapat memenuhi segala kebutuhan penduduknya yang beragam. Sebagai contoh, penduduk perkotaan akan mendatangkan hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari desa dan desa akan mendatangkan hasil industri dari kota.

     Fenomena saling membutuhkan antardaerah tersebut menghasilkan interaksi dan interpendensi. Dalam geografi, interaksi merupakan hubungan geografis antardaerah. Interaksi tersebut semakin lama akan menimbulkan interpendensi atau yang dikenal dengan saling ketergantungan satu sama lain.

<-- Kembali ke materi sebelumnya

Share:

Konsep Geografi Nilai Guna


     Konsep nilai guna melihat kondisi geografis suatu wilayah yang memiliki manfaat untuk kehidupan manusia. Berdasarkan topografinya, wilayah memiliki guna seperti dataran rendah untuk pertanian, dataran tinggi untuk perkebunan, serta gunung dan pantai untuk pariwisata.


     Penerapan konsep nilai guna dalam bidan pariwisata bersifat relatif tergantung pada tujuan pemanfaatannya. Sebagai Contoh, arum jeram tidak istimewa bagi masyarakat sekitar aliran sungai berarus deras. Akan tetapi, bagi masyarakat daerah lain, jeram memiliki nilai guna tinggi. Kondisi demikian menjadikan Jeram sebagai tambahan nilai guna yang bisa dimanfaatkan sebagai pariwisata.


<-- Kembali ke materi sebelumnya

Share:

Konsep Geografi Aglomerasi


     Fenomena di permukaan Bumi memiliki kecenderungan untuk mengelompokkan yang disebut aglomerasi. Pengelompokan tersebut dapat dilihat pada fenimena fisik dan sosial. Aglomerasi pada fenomena fisik seperti bahan tambang yang mengelompokan di daerah tertentu. Aglomerasi pada fenomena sosial dapat ditunjukkan oleh pola permukiman penduduk.

 


     Contoh Aglomerasi Fenomena Fisik: Bahan tambang yang mengelompok di daerah tertentu seperti, kawasan tambang emas yang ada di Papua, Tambang batubara yang ada di Kalimantan dan Sumatera, Tambang Minyak dan Gas bumi yang ada di Cepu.

 


     Contoh Aglomerasi Fenomena Sosial: Permukiman penduduk mengelompok terjadi pada perkotaan maupun pedesaan dengan sebab berbeda. Permukiman di perkotaan umumnya mengelompok berdasarkan tingkat sosial seseorang, sedangkan pedesaan mengelompok di daerah yang memiliki tanah subur atau dekat dengan mata air.


<-- Kembali ke materi sebelumnya

Share:

Sejarah Munculnya Sosiologi


     Ilmu sosiologi bersumber dari filsafat. Filsafat merupakan ilmu yang berusaha mencari sebab terjadinya sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat dapat dikatakan sebagai (master scientiarium) atau induk dari semua ilmu pengetahuan. Dalam filsafat tersebut terdapat pembagian tentang filsafat kemasyarakatan atau filsafat sosial.

     Filsafat berkembang seiring perkembangan kehidupan masyarakat. Filsafat kemasyarakatan atau filsafat sosial muncul dalam cabang filsafat khusus. Filsafat ini menguraikan tentang harapan dan keadaan kehidupan masyarakat yang diinginkan atau dianggap ideal (Setiadi, 2015).

PERKEMBANGAN SOSIOLOGI HINGGA ABAD XIX

     Ilmu sosiologi berkembang dari ilmu filsafat. Para ahli mencoba memisahkan pengetahuan tentang kemasyarakatan dengan filsafat. Filsafat bersifat subjektif dan tidak semua kaidah dari para ahli filsafat sejalan dengan realitas kehidupan sesungguhnya. Para ahli yang berusaha memisahkan ilmu tentang kemasyarakatan dengan filsafat berusaha menciptakan teori-teori yang dikembangkan secara sistematis dan objektif, bersumber dari bukti-bukti faktual, serta dapat dipertanggungjawabkan.

     Filsafat sosial (yang nantinya menjadi sosiologi) mengalami perkembangan akibat Revolusi Prancis dan Revolusi Industri pada 1750-1850 (Stiabudi, 2015). Revolusi Industri di tandai dengan terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi. Akibat Revolusi Industri, foedalisme dan kapitalisme semakin berkembang. Situasi tersebut memunculkan reaksi masyarakat yang menentang sistem tersebut.

    Revolusi Prancis dan Revolusi Industri mendorong para ilmuwan menganalisis dampak kapitalisme dan feodalisme tersebut. Para ahli ingin mengetahui latar belakang, pola-pola, serta jalan keluar mengatasi persoalan akibat praktik kapitalisme dan feodalisme. Salah satu tokoh yang menganalisis fenomena tersebut adalah Auguste Comte. Ia menentang segala bentuk penindasan, kemiskinan dan pelanggaran HAM yang disebabkan oleh pencerahan dan revolusi. Dari tokoh inilah lahir istilah sosiologi yang termuat dalam karya pertamanya berjudul The Course of Positive Philosophy (1838). Oleh karena itu, Agus Comte mendapat sebutan sebagai Bapak Sosiologi.

     Pada awalnya, sosiologi dipengaruhi oleh dua kekuatan, yaitu pengaruh kekuatan sosial yang memengaruhi perkembangan teori sosiologi dan pengaruh intelektual terhadap tumbuhan teori sosiologi.

Perkembangan Sosiologi pada Abad XX

     Ilmu sosiologi terus mengalami perkembangan pada abad XX. Perkembangan ilmu sosiologi pada masa itu ditandai dengan munculnya ilmu-ilmu yang bersifat mikro yang berfokus pada analisis proses sosial berskala kecil tentang yang dilakukan, dikatakan, serta dipikirkan manusia.

     Memasuki abad XX perkembangan sosiologi semakin pesat. Sosiologi modern adalah salah satu contoh perkembangan yang terjadi pada abad XX yang berkembang di Amerika Serikat. Gelombang imigrasi menimbulkan pertumbuhan pesat sehingga muncul kawasan industri baru. Kondisi demikian menimbulkan fenomena dan gejala baru yang tidak lagi sebatas masalah kapitalisme dan feodalisme.

Perkembangan Sosiologi di Indonesia

     Perkembangan sosiologi di Indonesia dimulai pada tahun 1934-1935, yaitu sejak dilaksanakan kuliah ilmu sosiologi di sekolah tinggi hukum Jakarta (Rechtschogeschool). Pada masa itu sosiologi menjadi mata kuliah tambahan ilmu hikim karena belum mendapat spesialisasi ilmu sosiologi. Setelah Indonesia merdeka, Prof. Mr. Soenario Kolopaking pertama kali memberikan mata kuliah sosiologi. Kuliah dilaksanakan di Akademi Ilmu Politik Yogyakarta yang saat ini menjadi Fakultas Ilmu Sosiol dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada.

     Buku sosiologi versi Indonesia pertama kali ditulis oleh Djodi Gondokusumo berjudul Sosiologi Indonesia. Ia menjelaskan berbagai pengertian mendasar ilmu sosiologi yang teoritis dan bersifat filsafat. Selanjutnya, muncul berbagai buku membahas ilmu sosiologi dengan diimbangi pemikiran logis.
Share:

Hakikat Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan


     Pada awalnya, Sosiologi masih berupa pengetahuan yang menginduk kepada filsafat. Setelah dilakukan pemisahan oleh para ahli, Sosiologi diarahkan menjadi ilmu pengetahuan (Setiadi, 2015). Ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis karena diperoleh dari aktivitas berpikir manusia melalui metode tertentu.

     Sosiologi memiliki objek kajian yang jelas. Objek kajian sosiologi ialah masyarakat yang menyoroti hubungan antarmanusia dan dampak hubungan tersebut. Selain itu, ilmu sosiologi menggunakan metode ilmiah tertentu dan tersusun secara sistematis. Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai berikut (Soekanto, 2014).

  1. Sosiologi merupakan bagian dari ilmu sosial. Hakikat tersebut didasarkan atas kajian ilmu yang menghubungkan realitas sosial melalui gejala-gejala sosial dengan ilmu pengetahuan. Pembahasan tentang gejala-gejala sosial itulah yang membedakan sosiologi dengan ilmu-ilmu lainnya seperti astronomi, biologi, fisika, kimia, ataupun geologi.
  2. Sosiologi tidak termasuk ilmu pengetahuan yang berdisiplin normatif, tetapi termasuk disiplin kategoris. Artinya, pembahasan sosiologi membatasi kondisi realitas yang terjadi pada saat ini dan tidak membahas hal-hal yang seharusnya terjadi. Sebagai pengetahuan, sosiologi membatasi diri terhadap suatu penilaian. Pandangan sosiologi tidak dapat menilai sesuatu yang baik atau buruk dan sesuatu yang benar atau salah.
  3. Sosiologi merupakan bagian ilmu pengetahuan murni (pure science) dan bukan ilmu pengetahuan terapan (applied science). Tujuan ilmu sosiologi ialah memperoleh pengetahuan yang sedalam-dalamnya tentang masyarakat, bukan mempergunakan pengertahuan tersebut terhadap masyarakat.
  4. Sosiologi merupakan bagian ulmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Meskipun mengkaji tentang masyarakat, sosiologi lebih menyoroti pada bentuk/pola atau peristiwa dalam masyarakat bukan wujudnya yang konkret.
  5. Sosiologi bertujuan menghasilkan definisi dan pola umum. Kondisi tersebut terjadi karena sosiologi meneliti hukum-hukum umum yang terbentuk berdasarkan pola interaksi antarindividu dalam masyarakat.
  6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan empiris dan rasional. Hakikat tersebut berkaitan dengan metode yang digunakan dalam kajian ilmu sosiologi.
  7. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum dan bukan ilmu pengetahuan khusus. Artinya, sosiologi mempelajari gejala yang umum adapada setiap interaksi antarmanusia.
Share:

Popular Posts

Followers

Program

Labels

Sitemap

Blog Archive