Asal Usul Pulau Si Kantan (Part 2)

Putri raja sangat cantik. Si Kantan pun menerima tawaran raja. Lalu, mereka menikah dengan pesta yang sangat megah. Si Kantan yang hidup serba berkecukupan pun terlena dan melupakan ibunya. 

Suatu hari, istri si Kantan ingin sekali melihat kampung halaman suaminya dan bertemu dengan ibu si Kantan. Semula, si Kantan menolaknya. Namun, karena istrinya terus mendesak akhirnya ia pun membawa istrinya pergi menuju kampung halamannya. Dengan sebuah kapal besar, mereka berlayar menuju Pulau Sumatra. Setelah menempuh perjalanan berhari-hari, akhirnya kapal mereka merapat di kota Labuan Bilik yang letaknya di muara Sungai Barumun.


Gambar 1.1

Penduduk setempat berbondong-bondong menyaksikan sebuah kapal megah yang merapat di Labuan Bilik. Mereka ingin sekali mengetahui siapa pemilik kapal itu.

"Bukankah itu si Kantan? Ia sudah menjadi saudagar kaya raya sekarang!" kata salah seorang penduduk ketika melihat sosok yang berdiri di atas kapal tersebut.

Berita kedatangan si Kantan sampai ke telinga ibunya yang sudah mulai sakit-sakitan. Sang ibu bersusah - payah mendayung tongkang menuju muara Sungai Barumun. Hatinya gembira ketika mendengar bahwa anaknya telah datang.

Ketika melihat kapal besar itu, ibu si Kantan berusaha mendekati kapal tersebut dengan perahunya.

"Kantan! Ini ibu, Nak!" teriak sang ibu ketika melihat si Kantan dan istrinya di atas kapal.

Melihat seorang perempuan tua dengan pakaian compang-camping memanggil namanya, si Kantan berpura-pura tidak mengenalnya.

"Kanda, siapa ibu itu? Ia memanggil namamu," ujar istri si Kantan, "Apakah ia ibumu?"

"Mana mungkin perempuan kumal itu ibuku, Dinda. Ibuku cantik dan muda!" ujar si Kantan dengan angkuhnya, "Itu mungkin hanya orang saja mengaku-aku sebagai ibuku!"


Gambar 1.3

"Kantan! Ibu rindu kepadamu, Nak," teriak ibunya sambil menangis menahan haru dan rindu kepada putranya.

"Pengawal! Usir perempuan tua itu dari sana! Jangan biarkan ia naik dan mengotori kapal ini!" perintah si Kantan kepada para pengawalnya. Padahal, di dalam hatinya ia tahu bahwa perempuan tua itu adalah ibunya. Namun, ia merasa malu mengakuinya di depan istrinya.


Gambar 1.2

Pengawal si Kantan mengusir perempuan tua itu. Sang ibu kembali ke rumah dengan hati terluka dan berurai air mata. Ia berdoa pada Yang Maha Kuasa.

"Ya Tuhan. Anak hamba telah datang, tetapi ia tidak mengakui hamba sebagai ibunya. Tolong berikanlah pelajaran kepadanya agar ia tahu bahwa seharusnya ia berbakti kepada orangtuanya," pinta ibu si Kantan.

Setelah selesai berdoa, tiba-tiba terdengar petir menggelegar dan hujan badai menyambar. Air sungai Barumun meluap dan menggulung kapal si Kantan yang sedang berlayar kembali ke Malaka. Tidak ada yang selamat, termasuk si Kantan dan istrinya. Setelah kapal si Kantan menghilang ditelan ombak, cuaca kembali cerah seperti tidak terjadi apa pun.

Beberapa hari sejak kejadian itu, muncullah pulau kecil di tengah Sungai Barumun, persis di lokasi tenggelamnya kapal si Kantan. Penduduk setempat menamai pulau tersebut dengan Pulau Si Kantan.


Gambar 1.4 Pulau Kantan


---> Berikutnya
Share:

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

Followers

Program

Sitemap

Blog Archive