BAB 4 MENYUNTING KATA, KALIMAT, DAN PARAGRAF (RANGKUMAN MATERI-SMA)


A. Mengidentifikasi Kesalahan Penggunaan Kata, Konjungsi, 
     dan Kalimat

Dalam sebuah paragraf terdapat penggunaan kata, konjungsi, dan kalimat.

1.Mengidentifikasi kesalahan penggunaan kata dalam paragraph harus disertai pedoman pada tiga
   kaidah, yaitu KBBI, EYD, dan Tata Bahasa Baku Indonesia. Apabila dalam sebuah paragraph ada
   kata yang tidak tepat penulisan maupun penggunaannya, maka harus disesuaikan kembali dengan
   tiga kaidah tersebut.

2.Mengidentifikasi kesalahan konjungsi dalam paragraph dapat berpedoman pada keefektifan
   kalimat maupun tata Bahasa baku. Konjungsi antar kalimat harus tepat. Klausa yang satu dengan
   klausa lain harus disambungkan dengan baik supaya dapat mencapai kesatuan makna.

3.Mengidentifikasi kesalahan kalimat dengan berpedoman pada keefektifan kalimat dan tata kalimat
   baku.

B.Menggunakan Kata Baku, Kata Serapan, Kata Berimbuhan, 
    Kata Ulang Berimbuhan, dan Frasa

Kata baku, kata serapan, kata imbuhan, kata ulang berimbuhan, dan frasa dapat digunakan untuk melengkapi sebuah paragraph rumpang.

1.Kata baku
   Kata baku adalah kata yang cara pengucapan atau penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah
   standar yang dibakukan.

2.Kata serapan
   Kata serapan dalam Bahasa Indonesia adalah kata yang berasal dari bahasa lain (Bahasa 
   daerah/bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan dengan
   peraturan masyarakat Indonesia untuk memperkaya kosakata.

3.Kata berimbuhan
   Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses pengimbuhan atau (afiksasi). Imbuhan
   atau afiksasi adalah morfem terikat yang digunakan dalam bentuk dasar untuk membentuk kata.
   Hasil dari proses pengimbuhan itu disebut kata berimbuhan atau kata turunan.

4.Kata ulang berimbuhan
   Kata ulang berimbuhan merupakan bentuk pengulangan yang disertai dengan pemberian imbuhan.
   Kata ulang berimbuhan berdasarkan proses pembentukannya menjadi tiga, yaitu (1) sebuah kata
   dasar mula-mula diberi imbuhan kemudian baru diulang, umpamanya kata aturan-aturan; (2)
   sebuah kata dasar mula-mula diulang kemudian baru diberi imbuhan, misalnya kata lari yang mula-
   mula diulang, sehingga menjadi lari-lari kemudian diberi awalan ber-, sehingga menjadi
   berlari-lari; (3) sebuah kata diulang umpamanya kata meter yang sekaligus diulang dan diberi
   awalan ber-, sehingga menjadi bentuk bermeter-meter.

5.Frasa
   Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif maksudnya di antara kedua
   kata itu tidak ada yang berkedudukan sebagai predikat dan hanya memiliki satu makna gramatikal.

--> Latihan Soal

--> Daftar Isi

Share:

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

Followers

Program

Sitemap

Blog Archive