Konsep Geografi Morfologi


     Morfologi berasal dari bahasa Yunani morphos dan logos. Morphos berarti bentuk dan logos berarti ilmu. Dengan kata lain, morfologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai bentuk atau rona dalam bidang geografi, objek studi morfologi adalah Bumi.

     Permukaan bumi memiliki bentuk beragam dari mulai perbukitan, lembah, gunung, daratan dan perairan. Keragaman bentuk permukaan Bumi ini dipelajari dalam konsep morfologi. Morfologi yang berbeda-beda tersebut di sebabkan adanya pengaruh gaya baik endogen (pergerakan lempeng, dll) maupun eksogen (erosi, dll).

Bentuk-Bentuk Morfologi

 

Lembah dan Ngarai

     Lembah merupakan daerah yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah disekitarnya. Ngarai merupakan lembah yang sangat curam.


Dataran Rendah

      Dataran rendah merupakan dataran yang sangat luas dan memiliki elevasi rendah berkisar 0 hingga 200 meter diatas permukaan laut. Jenis tanah pada dataran rendah berasal dari pengendapan sungai yang subur.

Bukit dan Perbukitan

      Bukit merupakan bentang alam yang memiliki bentuk menyerupai gunung dan memiliki ketinggian lebih dibandingkan daerah sekitarnya. Ketinggian bukit mencapai 200 hingga 300 meter diatas permukaan laut. Perbukitan merupakan jajaran bukit yang memiliki letak saling berdekatan.

 


Dataran Tinggi

     Dataran tinggi sama seperti dataran rendah, pembeda keduanya adalah elevasi yang di miliki. Dataran tinggi, umumnya memiliki elevasi lebih dari 400 meter diatas permukaan laut.

 


Gunung dan Pegunungan 

     Gunung merupakan bentuk muka Bumi yang menjulang dengan ketinggian lebih dari 600 meter di atas permukaan laut. Pegunungan merupakan jajaran gunung yang memiliki letak saling berdekatan.



Share:

Ilmu Kimia yang Mempelajari Perubahan Materi


     Perubahan materi meliputi perubahan fisika (perubahan yang tidak menghasilkan zat baru) dan perubahan kimia (perubahan yang menghasilkan zat baru). Dalam perubahan struktur selalu dilibatkan energi yang menyertai perubahan materi tersebut, bagaimana proses dan besarnya energi yang terlibat, asal energi serta kegunaannya.

     Para ahli kimia memanfaatkan energi yang menyertai perubahan kimia untuk membuat bahan baru dari bahan alam yang relatif lebih murah. Hal ini sangat nyata dalam bidang farmasi dan penciptaan barang baru, seperti plastik, obat-obatan dan nilon.

Share:

Ilmu Kimia yang Mempelajari Sifat Materi


     Setiap materi mempunyai sifat khas yang membedakannya dari materi lain. Selain itu, antara berbagai materi juga terdapat kemiripan sifat. Sifat materi mencakup sifat fisis (wujud dan penampilan) dan sifat kimia. Sifat suatus materi dipengaruhi oleh susunan dan struktur dari materi tersebut.

<-- Kembali ke materi sebelumnya

Share:

Ilmu Kimia yang Mempelajari Struktur Materi


     Struktur materi adalah gambaran tentang keadaan atom-atom yang saling terikat. Atom adalah butiran kecil (partikel) penyusun materi. Atom sejenis atau berlainan jenis dapat bergabung membentuk molekul. Atom dan molekul bersifat netral. Atom atau kumpulan atom yang bermuatan disebut ion.

Share:

Ilmu Kimia yang Mempelajari Susunan Materi


     Susunan materi menunjukkan jenis atom atau unsur-unsur penyusun materi dan cara atom atau unsur tersebut saling berikatan. Selain mempelajari penyusun materi, ilmu kimia juga mempelajari perbandingan setiap komponen dalam menyusun materi. Sebagai contoh gas nitrogen dan gas hidrogen tidak berwarna dan tidak berbau dapat bereaksi satu sama lain membentuk gas amonia yang berbau menyengat dan bersifat racun.

     Dalam ilmu kimia, gas nitrogen dan gas hidrogen termasuk molekul unsur, sedangkan gas amonia termasuk senyawa. Satu molekul gas nitrogen (N2) hanya tersusun atas dua unsur nitrogen, begitu juga dengan gas hidrogen (H2) tersusun atas dua unsur hidrogen. Sementara itu, senyawa gas amonia (NH3) tersusun atas satu unsur nitrogen dan tiga unsur hidrogen. Setiap senyawa memiliki perbandingan unsur yang berbeda sehingga memiliki sifat khas masing-masing.

<-- Kembali ke materi sebelumnya

Share:

Konsep Geografi Pola


     Konsep pola mengkaji bentuk, struktur dan persebaran fenomena di permukaan Bumi. Kegiatan manusia dalam memanfaatkan alam menimbulkan fenomena geosfer. Fenomena tersebut dapat bersifat fisik dan sosial budaya. Melalui Fenomena tersebut terbentuk pola tertentu di permukaan Bumi. Dalam penerapannya, fenomena fisik sangat memengaruhi pola spasial di permukaan Bumi. Berdasarkan bentuknya, pola spasial dibedakan menjadi tiga, yaitu

Gambar 1. Pola Permukiman
  • Pola menyebar
    biasanya pada permukiman penduduk desa
  • Pola memanjang
    biasanya pada permukiman di sepanjang sungai dan sepanjang jalan
  • Pola mengelompok
    biasanya pada daerah perbukitan, hutan, dan industri
Share:

Konsep Geografi Keterjangkauan


     Konsep Keterjangkauan tidak hanya berkaitan dengan jarak tempuh, tatapi konsep ini berkembang seiring perkembangan sarana transportasi. Transportasi akan meningkatkan keterjangkauan. Sebagai contoh pusat kota memiliki aktivitas mudah dijangkau karena sarana transportasi memadai. Sementara itu, daerah terpencil sulit dijangkau karena kurangnya sarana transportasi.

     Selain transportasi, kondisi geografi juga mempengaruhi keterjangkauan. Diantaranya adalah kondisi morfologi suatu daerah akan mempengaruhi keterjangkauannya. Keterjalan wilayah menjadi salah satu penyebab sulitnya menjangkau suatu tempat dibandingkan daerah landai.

Gambar 1. Contoh akses jalan pada dataran terjal

     Dengan kata lain, konsep keterjangkauan berhubungan erat dengan jarak, aksesibilitas dan karakteristik wilayah.

Share:

Popular Posts

Followers

Program

Labels

Sitemap

Blog Archive