Konsep Geografi Aglomerasi


     Fenomena di permukaan Bumi memiliki kecenderungan untuk mengelompokkan yang disebut aglomerasi. Pengelompokan tersebut dapat dilihat pada fenimena fisik dan sosial. Aglomerasi pada fenomena fisik seperti bahan tambang yang mengelompokan di daerah tertentu. Aglomerasi pada fenomena sosial dapat ditunjukkan oleh pola permukiman penduduk.

 


     Contoh Aglomerasi Fenomena Fisik: Bahan tambang yang mengelompok di daerah tertentu seperti, kawasan tambang emas yang ada di Papua, Tambang batubara yang ada di Kalimantan dan Sumatera, Tambang Minyak dan Gas bumi yang ada di Cepu.

 


     Contoh Aglomerasi Fenomena Sosial: Permukiman penduduk mengelompok terjadi pada perkotaan maupun pedesaan dengan sebab berbeda. Permukiman di perkotaan umumnya mengelompok berdasarkan tingkat sosial seseorang, sedangkan pedesaan mengelompok di daerah yang memiliki tanah subur atau dekat dengan mata air.


<-- Kembali ke materi sebelumnya

Share:

Sejarah Munculnya Sosiologi


     Ilmu sosiologi bersumber dari filsafat. Filsafat merupakan ilmu yang berusaha mencari sebab terjadinya sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat dapat dikatakan sebagai (master scientiarium) atau induk dari semua ilmu pengetahuan. Dalam filsafat tersebut terdapat pembagian tentang filsafat kemasyarakatan atau filsafat sosial.

     Filsafat berkembang seiring perkembangan kehidupan masyarakat. Filsafat kemasyarakatan atau filsafat sosial muncul dalam cabang filsafat khusus. Filsafat ini menguraikan tentang harapan dan keadaan kehidupan masyarakat yang diinginkan atau dianggap ideal (Setiadi, 2015).

PERKEMBANGAN SOSIOLOGI HINGGA ABAD XIX

     Ilmu sosiologi berkembang dari ilmu filsafat. Para ahli mencoba memisahkan pengetahuan tentang kemasyarakatan dengan filsafat. Filsafat bersifat subjektif dan tidak semua kaidah dari para ahli filsafat sejalan dengan realitas kehidupan sesungguhnya. Para ahli yang berusaha memisahkan ilmu tentang kemasyarakatan dengan filsafat berusaha menciptakan teori-teori yang dikembangkan secara sistematis dan objektif, bersumber dari bukti-bukti faktual, serta dapat dipertanggungjawabkan.

     Filsafat sosial (yang nantinya menjadi sosiologi) mengalami perkembangan akibat Revolusi Prancis dan Revolusi Industri pada 1750-1850 (Stiabudi, 2015). Revolusi Industri di tandai dengan terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi. Akibat Revolusi Industri, foedalisme dan kapitalisme semakin berkembang. Situasi tersebut memunculkan reaksi masyarakat yang menentang sistem tersebut.

    Revolusi Prancis dan Revolusi Industri mendorong para ilmuwan menganalisis dampak kapitalisme dan feodalisme tersebut. Para ahli ingin mengetahui latar belakang, pola-pola, serta jalan keluar mengatasi persoalan akibat praktik kapitalisme dan feodalisme. Salah satu tokoh yang menganalisis fenomena tersebut adalah Auguste Comte. Ia menentang segala bentuk penindasan, kemiskinan dan pelanggaran HAM yang disebabkan oleh pencerahan dan revolusi. Dari tokoh inilah lahir istilah sosiologi yang termuat dalam karya pertamanya berjudul The Course of Positive Philosophy (1838). Oleh karena itu, Agus Comte mendapat sebutan sebagai Bapak Sosiologi.

     Pada awalnya, sosiologi dipengaruhi oleh dua kekuatan, yaitu pengaruh kekuatan sosial yang memengaruhi perkembangan teori sosiologi dan pengaruh intelektual terhadap tumbuhan teori sosiologi.

Perkembangan Sosiologi pada Abad XX

     Ilmu sosiologi terus mengalami perkembangan pada abad XX. Perkembangan ilmu sosiologi pada masa itu ditandai dengan munculnya ilmu-ilmu yang bersifat mikro yang berfokus pada analisis proses sosial berskala kecil tentang yang dilakukan, dikatakan, serta dipikirkan manusia.

     Memasuki abad XX perkembangan sosiologi semakin pesat. Sosiologi modern adalah salah satu contoh perkembangan yang terjadi pada abad XX yang berkembang di Amerika Serikat. Gelombang imigrasi menimbulkan pertumbuhan pesat sehingga muncul kawasan industri baru. Kondisi demikian menimbulkan fenomena dan gejala baru yang tidak lagi sebatas masalah kapitalisme dan feodalisme.

Perkembangan Sosiologi di Indonesia

     Perkembangan sosiologi di Indonesia dimulai pada tahun 1934-1935, yaitu sejak dilaksanakan kuliah ilmu sosiologi di sekolah tinggi hukum Jakarta (Rechtschogeschool). Pada masa itu sosiologi menjadi mata kuliah tambahan ilmu hikim karena belum mendapat spesialisasi ilmu sosiologi. Setelah Indonesia merdeka, Prof. Mr. Soenario Kolopaking pertama kali memberikan mata kuliah sosiologi. Kuliah dilaksanakan di Akademi Ilmu Politik Yogyakarta yang saat ini menjadi Fakultas Ilmu Sosiol dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada.

     Buku sosiologi versi Indonesia pertama kali ditulis oleh Djodi Gondokusumo berjudul Sosiologi Indonesia. Ia menjelaskan berbagai pengertian mendasar ilmu sosiologi yang teoritis dan bersifat filsafat. Selanjutnya, muncul berbagai buku membahas ilmu sosiologi dengan diimbangi pemikiran logis.
Share:

Hakikat Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan


     Pada awalnya, Sosiologi masih berupa pengetahuan yang menginduk kepada filsafat. Setelah dilakukan pemisahan oleh para ahli, Sosiologi diarahkan menjadi ilmu pengetahuan (Setiadi, 2015). Ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis karena diperoleh dari aktivitas berpikir manusia melalui metode tertentu.

     Sosiologi memiliki objek kajian yang jelas. Objek kajian sosiologi ialah masyarakat yang menyoroti hubungan antarmanusia dan dampak hubungan tersebut. Selain itu, ilmu sosiologi menggunakan metode ilmiah tertentu dan tersusun secara sistematis. Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai berikut (Soekanto, 2014).

  1. Sosiologi merupakan bagian dari ilmu sosial. Hakikat tersebut didasarkan atas kajian ilmu yang menghubungkan realitas sosial melalui gejala-gejala sosial dengan ilmu pengetahuan. Pembahasan tentang gejala-gejala sosial itulah yang membedakan sosiologi dengan ilmu-ilmu lainnya seperti astronomi, biologi, fisika, kimia, ataupun geologi.
  2. Sosiologi tidak termasuk ilmu pengetahuan yang berdisiplin normatif, tetapi termasuk disiplin kategoris. Artinya, pembahasan sosiologi membatasi kondisi realitas yang terjadi pada saat ini dan tidak membahas hal-hal yang seharusnya terjadi. Sebagai pengetahuan, sosiologi membatasi diri terhadap suatu penilaian. Pandangan sosiologi tidak dapat menilai sesuatu yang baik atau buruk dan sesuatu yang benar atau salah.
  3. Sosiologi merupakan bagian ilmu pengetahuan murni (pure science) dan bukan ilmu pengetahuan terapan (applied science). Tujuan ilmu sosiologi ialah memperoleh pengetahuan yang sedalam-dalamnya tentang masyarakat, bukan mempergunakan pengertahuan tersebut terhadap masyarakat.
  4. Sosiologi merupakan bagian ulmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Meskipun mengkaji tentang masyarakat, sosiologi lebih menyoroti pada bentuk/pola atau peristiwa dalam masyarakat bukan wujudnya yang konkret.
  5. Sosiologi bertujuan menghasilkan definisi dan pola umum. Kondisi tersebut terjadi karena sosiologi meneliti hukum-hukum umum yang terbentuk berdasarkan pola interaksi antarindividu dalam masyarakat.
  6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan empiris dan rasional. Hakikat tersebut berkaitan dengan metode yang digunakan dalam kajian ilmu sosiologi.
  7. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum dan bukan ilmu pengetahuan khusus. Artinya, sosiologi mempelajari gejala yang umum adapada setiap interaksi antarmanusia.
Share:

Penerapan Fisika


     Penelitian banyak menggunakan peralatan yang berhubungan dengan fisik seperti mikroskop, neraca, dan multimeter. Berbagai peralatan tersebut dibuat dengan landasan hukum-hukum yang ada di Fisika.

Hakikat Fisika

     Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (Sains). Sains merupakan ilmu yang mempelajari fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan melalui ketrampilan bereksperimen dengan penerapan metode ilmiah. Pada dasarnya, Sains disusun atas pengamatan, klasifikasi data, dan diversifikasi dalam hukum yang bersifat kuantitatif melalui analisis data dan perhitungan matematis.

Ciri-Ciri Fisika

     Sebagai Ilmu Pengetahuan Alam, fisika mempunyai ciri-ciri berikut:
  • Objek yang dikaji merupakan benda konkret (nyata dan ada). Kajian dilakukan berupa tingkah laku secara fisik dari benda tersebut. Contoh kejadian berupa tingkah laku adalah mendorong benda.
  • Pengamatan dan penilaiannya dilakukan secara sengaja.
  • Penelitiannya dikerjakan secara sistematis.
  • Menggunakan cara berfikir yang logis dan konsisten.
  • Hasil kajiannya bersifat objektif.
  • Hukum-hukum Fisika yang dihasilkan dari berbagai percobaan berlaku umum, tetapi dengan beberapa ketentuan yang mendukung.

Cabang-Cabang Fisika

     Fisika mempunyai ruang lingkup pembahasan yang cukup luas dari benda tak hidup hingga benda hidup. Sehingga Fisika membutuhkan spesifikasi khusus dalam penanganannya. Berikut adalah contoh cabang Fisika dan pengertiannya.
  • Mekanika
    Cabang Fisika yang mempelajari pergerakan benda.
  • Fisika Kuantum
    cabang Fisika yang menggantikan mekanika klasik dan mempelajari tataran atom dan subatom.
  • Elektronika
    Cabang Fisika yang mempelajari pemancaran, perilaku, serta dampak muatan listrik.
  • Fisika Optik
    Cabang Fisika yang mempelajari tentang cahaya.
dan masih banyak lagi cabang fisika lainnya.

Manfaat Fisika

     Setiap Ilmu Fisika yang dipelajari memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa contoh manfaat mempelajari Fisika dalam kehidupan sehari-hari.
  • Bidang Kedokteran
    Sinar rongen untuk mendeteksi patah tulang
    USG untuk mendeteksi kondisi bayi
    Sinar gamma untuk proses sterilisasi alat bedah
  • Transportasi
    Pembuatan kereta maglev menggunakan superkonduktor
    Pembuatan kapal selam yang menerapkan hukum Archimides
  • Komunikasi
    Penggunaan gelombang elektromagnetik pada telepon genggam
    penggunaan fiber optik untuk jaringan internet.
dan masih banyak lagi manfaat lainnya.


Share:

Ruang Lingkup Kondisi Fisik Makhluk Hidup dan Makhluk Tak Hidup


     Ruang lingkup ini mempelajari kondisi fisik makhluk hidup dan makhluk tak hidup. Sebagai contoh dari ruang lingkup fisik makhluk tak hidup adalah seperti peristiwa meletusnya ban sepeda yang terpapar sinar matahari dalam waktu yang lama. Sedangkan contoh kondisi fisik makhluk hidup adalah lomba tarik tambang.
  1. Penerapan Fisika
  2. Metode Ilmiah
  3. Keselamatan Kerja
Share:

Konsep Geografi Morfologi


     Morfologi berasal dari bahasa Yunani morphos dan logos. Morphos berarti bentuk dan logos berarti ilmu. Dengan kata lain, morfologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai bentuk atau rona dalam bidang geografi, objek studi morfologi adalah Bumi.

     Permukaan bumi memiliki bentuk beragam dari mulai perbukitan, lembah, gunung, daratan dan perairan. Keragaman bentuk permukaan Bumi ini dipelajari dalam konsep morfologi. Morfologi yang berbeda-beda tersebut di sebabkan adanya pengaruh gaya baik endogen (pergerakan lempeng, dll) maupun eksogen (erosi, dll).

Bentuk-Bentuk Morfologi

 

Lembah dan Ngarai

     Lembah merupakan daerah yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah disekitarnya. Ngarai merupakan lembah yang sangat curam.


Dataran Rendah

      Dataran rendah merupakan dataran yang sangat luas dan memiliki elevasi rendah berkisar 0 hingga 200 meter diatas permukaan laut. Jenis tanah pada dataran rendah berasal dari pengendapan sungai yang subur.

Bukit dan Perbukitan

      Bukit merupakan bentang alam yang memiliki bentuk menyerupai gunung dan memiliki ketinggian lebih dibandingkan daerah sekitarnya. Ketinggian bukit mencapai 200 hingga 300 meter diatas permukaan laut. Perbukitan merupakan jajaran bukit yang memiliki letak saling berdekatan.

 


Dataran Tinggi

     Dataran tinggi sama seperti dataran rendah, pembeda keduanya adalah elevasi yang di miliki. Dataran tinggi, umumnya memiliki elevasi lebih dari 400 meter diatas permukaan laut.

 


Gunung dan Pegunungan 

     Gunung merupakan bentuk muka Bumi yang menjulang dengan ketinggian lebih dari 600 meter di atas permukaan laut. Pegunungan merupakan jajaran gunung yang memiliki letak saling berdekatan.



Share:

Ilmu Kimia yang Mempelajari Perubahan Materi


     Perubahan materi meliputi perubahan fisika (perubahan yang tidak menghasilkan zat baru) dan perubahan kimia (perubahan yang menghasilkan zat baru). Dalam perubahan struktur selalu dilibatkan energi yang menyertai perubahan materi tersebut, bagaimana proses dan besarnya energi yang terlibat, asal energi serta kegunaannya.

     Para ahli kimia memanfaatkan energi yang menyertai perubahan kimia untuk membuat bahan baru dari bahan alam yang relatif lebih murah. Hal ini sangat nyata dalam bidang farmasi dan penciptaan barang baru, seperti plastik, obat-obatan dan nilon.

Share:

Popular Posts

Followers

Program

Sitemap

Blog Archive