BAB 3 PROCEDURE TEXT (RANGKUMAN MATERI-SMA)




A. Definisi
      Procedure text merupakan teks yang berfungsi memberikan petunjuk bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu melalui langkah-langkah tertentu. 

B. Generic Structure dari Teks Procedure
1.Goal, adalah tujuan penulisan teks prosedur tersebut.
2.Material(s), berisi bahan-bahan/peralatan yang dibutuhkan untuk membuat atau 
   melakukan sesuatu. Bagian ini tidak selalu ada dalam procedure text.
3.Method(s)/Step(s), berisi langkah-langkah sistematis (sesuai urutan waktu) atau cara 
   untuk membuat atau melakukan sesuatu.

C. Ciri Kebahasaan (Language Feature) Teks Procedure
1.Imperative, adalah kata kerja yang menunjukkan suatu perintah. Imperative menggunakan 
   bentuk kata kerja dasar (V1).
   Contoh:
   - First, put water in a kettle and plug it ini
   - Stir in the rest of the hot water
2.Signal Words, adalah kata-kata yang memberi petunjuk urutan.
   Contoh:
   -First,…
   -Second,…
   -Next,…
   -Then,…
   -Finally,…

Berikut ini adalah contoh procedure text:

Goal:
The Procedure of Making Instant Coffee


Material:
Ingredients:
- Water
- A teaspoon of coffee
- Creamer
Tools:
- Kettle
- Mug
- Spoon
Methods/steps The procedures:
- First, put water in a kettle and plug it in.
- Then, put in a teaspoon of coffee.
- After that, pour just a teaspoon of the very hot (nearly boiling) water into the  
  mug; only enough to dampen the instant coffee.
- Stir in the rest of the hot water.
- Add creamer to the coffee and stir.
- Finally, ready for served.

--> Latihan Soal


Share:

BAB 2 RECOUNT TEXT (RANGKUMAN MATERI-SMA)


A. Definisi
           
       Recount text adalah jenis teks yang digunakan untuk menceritakan pengalaman atau peristiwa yang sudah terjadi pada masa lampau, seperti pengalaman berlibur, sejarah, atau sejarah hidup seseorang.

B. Generic Structure Teks Recount

1.Orientation, berisi tentang pengenalan tokoh-tokoh dan setting (tempat dan waktu)
2.Events, berisi tentang kejadian atau serangkaian kegiatan yang terjadi dalam report text
3.Reorientation, berisi tentang kesimpulan dari kejadian pada bagian event di recount text

C. Ciri Kebahasaan (Language Feature) Teks Recount

1.Past Tense (S+V2)
   Contoh:
   - I had a terrible morning yesterday
   - I grabbed my coffee before I left to catch the bus
2.Menggunakan kata yang menunjukkan urutan kejadian
   Chronological order: after that, then, next day, etc.
   Contoh:
   - After that, I walked down the street
   - Then, we tried to catch the bus

Berikut ini adalah contoh recount text:
Orientation
I had a terrible morning yesterday.

Events
Many things went wrong in that unfortunate morning. I grabbed my coffee before I left to catch the bus. When I got on the bus, I didn’t have my bus pass. I paid the driver with cash and sat down. After I put my bag down, I took a sip of coffee. When I took a sip, the bus went over a bump in the road, and the coffee spilled on me. I ran to the restroom to clean up before I went to class. Then I ran to class because I knew that I was already late.

Reorientation
To my surprise, when I got there, the room was empty. There was no class that day because my teacher was out of town.
   
--> Latihan Soal

Share:

BAB 1 NARRATIVE TEXT (RANGKUMAN MATERI-SMA)




A. Definisi

        Narrative text merupakan teks yang berisi tentang suatu cerita. Fungsi dari jenis teks ini adalah untuk menghibur pembacanya (to entertain/to amuse the readers). Contoh-contoh narrative text adalah dongeng, mitos, legenda, cerita rakyat, fable/cerita binatang, dll.

B. Generic Structure Text Narrative

1.Orientation, berisi tentang pengenalan tokoh-tokoh dan setting (tempat dan waktu).
2.Complication, berisi tentang munculnya permasalahan dalam teks naratif.
3.Resolution, berisi tentang penyelesaian atau akhir dari permasalahan yang ada pada 
   bagian complication.

C. Ciri Kebahasaan Teks Narrative

Narrative text memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut:
1.Past Tense (S+V2)
   Contoh:
   - One day, the little boy was very hungry.
   - However, when he tried to pull his hand out, he couldn’t.
2.Saying Verb
        Merupakan kata kerja yang menandakan adanya suatu percakapan, seperti say, ask, tell, 
   state, reply, order, question, suggest, dan lain-lain.
   Contoh:
    - “… I’m sure it’s okay,” said the little boy.
    - “Well, don’t be so greedy,” his mother answered.

Berikut ini adalah contoh narrative text:

Orientation
One day, the little boy was very hungry. He was happy to see a jar of nuts were one of his favorite things to see.

Complication
“Ah, I’d like some of these nuts. I’m sure mother would give them to me. But I can’t ask her. Because she isn’t here yet. I’ll just take a big handful. I’m sure it’s okay” said the little boy.
Then the little boy put his hand in the jar and grabbed a big, big handful.
However, when he tried to pull his hand out, he couldn’t. The neck of the jar was too small. His hand was stuck.
He tried and tried, again and again. But he couldn’t take the whole handful out. Soon, he started to cried.
His mother walked into the room and asked. “What’s the matter? Why are you crying?”  then she looked little boy’s hand and asked, “What are you doing?”
“I can’t take this handful of nuts out of the jar,” cried the little boy.
“Well, don’t be so greedy,” his mother answered. “Just take two or three nuts. Then you can take your hand out easily”.

Resolution
He tries her advice … and of course, it worked.

--> Latihan Soal

Share:

BAB 5 MENYUNTING KATA, KALIMAT, DAN PARAGRAF (RANGKUMAN MATERI-SMA)


A. Menulis Judul Sesuai EYD

       Ada beberapa aturan baku yang biasa kerap ditulis keliru ketika seseorang menulis judul. Di antaranya adalah penulisan huruf kapital, kata sambung, awalan, dan sebagainya.

Aturan menulis huruf kapital dalam judul:
1.Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata
2.Gunakan huruf kecil hanya untukkata-kata yang bersifat partikel, kecuali ia terletak di awal judul.
3.Kata-kata yang tergolong sebagai partikel, yaitu konjungsi (kata penghubung), preposisi 
   (kata depan), dan interjeksi (seruan perasaan). Contohnya: di,ke, dari, dan, atau, yang, 
   untuk, dengan, dalam, pada, kepada, sebagai, terhadap, jika, maka, tapi, karena, tentang, 
   agar, supaya, hingga, sejak, pun, per, demi, si, meskipun, secara, seperti, ialah, ah, oh, deh, dong, 
   kok.
4.Hanya kata ulang sempurna yang semua unsurnya diawali dengan huruf kapital. 
   Jadi, tidak termasuk kata ulang berubah bunyi dan kata ulang berimbuhan.

B. Menulis Sapaan, Gelar, dan Singkatan

1.Menulis sapaan
   Kata sapaan adalah kata yang digunakan untuk menegur sapa orang yang diajak berbicara (orang kedua) atau menggantikan nama orang ketiga. Berikut adalah beberapa contoh kata yang dapat digunakan sebagai kata sapaan.

a.Nama diri, seperti Mita, Nur.
b.Kata yang tergolong istilah kekerabatan, seperti bapak, ibu, paman, bibi, adik, kakak, mas, 
   atau abang.
c.Gelar kepangkatan, profesi atau jabatan, seperti kapten, professor, dokter, sopir, ketua, lurah, 
   atau camat.
d.Kata nama, seperti tuan, nyonya, nona, Tuhan, atau sayang.
e.Kata nama pelaku, seperti penonton, peserta, pendengar, atau hadirin.
f.Kata ganti persona kedua Anda dan Saudara

    Penggunaan kata sapaan itu sangat terikat pada adat-istiadat setempat, adat kesantunan, serta situasi dan kondisi percakapan. Itulah sebabnya, kaidah kebahasaan sering terkalahkan oleh adat kebiasaan yang berlaku di daerah tempat Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang. 
     
     Namun, yang perlu diingat dalam hal ini adalah cara penulisan kata kekerabatan yang digunakan sebagai kata sapaan, yakni ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh: 
(1) Adik sudah kelas berapa?
(2) Selamat pagi Pro(fesor).
(3) Hari ini Kapten bertugas di mana?
(4) Setelah sampai di Yogyakarta, Tuan akan menginap di mana?

2.Menulis gelar dan singkatan
   Berdasarkan aturan kebahasaan, penulisan nama dan gelar termasuk kategori pemahaman tentang singkatan. Singkatan adalah kependekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik dilafalkan huruf demi huruf maupun dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya. 

   Selain itu, dalam buku pedoman umum ejaan yang disempurnakan (EYD), penulisan gelar juga secara intens disinggung, bahkan disertai beberapa contoh penulisan yang benar. 

Berikut ini aturan penulisan yang sesuai dengan EYD untuk penulisan nama dan gelar:
a.Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
b.Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
c.Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.

C.Penggunaan EYD dan Tanda Baca

1.Tanda titik dua (:)
   a.Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian atau 
      pemerian. Contoh:
      Kita memerlukan perabotan: meja, lemari, dan kursi.

   b.Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Contoh:
       Ketua : Hudha
       Sekretaris         : Wiwit
       Bendahara : lin
  
   c.Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam 
      percakapan Contoh:
      Ayah : “Bawa tas ini, Nak!”
      Raka : “Baik, Yah”

   d.Tanda titik dua dipakai antara 
     (a) jilid atau nomor dan halaman, 
     (b) bab dan ayat dalam kitab suci, 
     (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta 
     (d) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.

2.Tanda Petik tunggal [‘….’]
   a.Mengapit petikan yang tersusun dalam petikan lain.
   b.Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.

3.Tanda Koma [ , ]
   a.Di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan
   b.Untuk memisahkan kalimat-kalimat yang setara berurutan, yang didahului oleh kata 
      seperti, melainkan.
   c.Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila ada anak kalimat
   d.Mendahului induk kalimat (contoh: Kalau nanti hujan, saya tidak akan berangkat).
   e.Di belakang kata ungkapan seperti wah, oh, aduh.
   f.Di belakang kata ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat 
     antara lain oleh karena itu, akan tetapi, jadi, lagipula.

4.Tanda Hubung
    a.Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
    b.Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran 
       dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
    c.Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Contoh: Anak-anak, berulang-ulang.
    d.Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal 
       Contoh: p-a-n-i-t-i-a.
    e.Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian kata atau 
       ungkapan dan penghilangan bagian kelompok kata. Contoh: ber-evolusi.
    f.Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai 
      dengan huruf kapital (contoh: se-Indonesia), ke- dengan angka (contoh: hadiah ke-2), 
       angka dengan -an (contoh: tahun 50-an), singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan 
      atau kata (contoh: mem-PHK-kan), nama jabatan rangkap (contoh: Menteri-Sekretaris Negara).
    g.Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur Bahasa Indonesia dengan unsur 
        Bahasa asing. (contoh: di-smash).

5.Garis Miring (/)
   Garis miring dipakai untuk:
   a.Menggantikan arti ‘atau’; ‘tiap’. Contoh: Harga buku ini Rp2000,00/eksemplar
   b.Penulisan kode surat, nomor, alamat, dan tahun. Contoh: No.7/PK/X/2007

--> Latihan Soal

--> Daftar Isi
Share:

BAB 4 MENYUNTING KATA, KALIMAT, DAN PARAGRAF (RANGKUMAN MATERI-SMA)


A. Mengidentifikasi Kesalahan Penggunaan Kata, Konjungsi, 
     dan Kalimat

Dalam sebuah paragraf terdapat penggunaan kata, konjungsi, dan kalimat.

1.Mengidentifikasi kesalahan penggunaan kata dalam paragraph harus disertai pedoman pada tiga
   kaidah, yaitu KBBI, EYD, dan Tata Bahasa Baku Indonesia. Apabila dalam sebuah paragraph ada
   kata yang tidak tepat penulisan maupun penggunaannya, maka harus disesuaikan kembali dengan
   tiga kaidah tersebut.

2.Mengidentifikasi kesalahan konjungsi dalam paragraph dapat berpedoman pada keefektifan
   kalimat maupun tata Bahasa baku. Konjungsi antar kalimat harus tepat. Klausa yang satu dengan
   klausa lain harus disambungkan dengan baik supaya dapat mencapai kesatuan makna.

3.Mengidentifikasi kesalahan kalimat dengan berpedoman pada keefektifan kalimat dan tata kalimat
   baku.

B.Menggunakan Kata Baku, Kata Serapan, Kata Berimbuhan, 
    Kata Ulang Berimbuhan, dan Frasa

Kata baku, kata serapan, kata imbuhan, kata ulang berimbuhan, dan frasa dapat digunakan untuk melengkapi sebuah paragraph rumpang.

1.Kata baku
   Kata baku adalah kata yang cara pengucapan atau penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah
   standar yang dibakukan.

2.Kata serapan
   Kata serapan dalam Bahasa Indonesia adalah kata yang berasal dari bahasa lain (Bahasa 
   daerah/bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan dengan
   peraturan masyarakat Indonesia untuk memperkaya kosakata.

3.Kata berimbuhan
   Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses pengimbuhan atau (afiksasi). Imbuhan
   atau afiksasi adalah morfem terikat yang digunakan dalam bentuk dasar untuk membentuk kata.
   Hasil dari proses pengimbuhan itu disebut kata berimbuhan atau kata turunan.

4.Kata ulang berimbuhan
   Kata ulang berimbuhan merupakan bentuk pengulangan yang disertai dengan pemberian imbuhan.
   Kata ulang berimbuhan berdasarkan proses pembentukannya menjadi tiga, yaitu (1) sebuah kata
   dasar mula-mula diberi imbuhan kemudian baru diulang, umpamanya kata aturan-aturan; (2)
   sebuah kata dasar mula-mula diulang kemudian baru diberi imbuhan, misalnya kata lari yang mula-
   mula diulang, sehingga menjadi lari-lari kemudian diberi awalan ber-, sehingga menjadi
   berlari-lari; (3) sebuah kata diulang umpamanya kata meter yang sekaligus diulang dan diberi
   awalan ber-, sehingga menjadi bentuk bermeter-meter.

5.Frasa
   Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif maksudnya di antara kedua
   kata itu tidak ada yang berkedudukan sebagai predikat dan hanya memiliki satu makna gramatikal.

--> Latihan Soal

--> Daftar Isi

Share:

BAB 3 MENULIS TERBATAS (RANGKUMAN MATERI-SMA)



A. Menentukan Kata/Istilah yang Tepat Sesuai Konteks
       Konteks adalah bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna. Bisa juga diartikan situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian. Setiap bacaan mempunyai konteks masing-masing. Biasanya merupakan makna lugas. Namun ada juga yang sesuai dengan perumpamaannya. Contohnya peribahasa dan ungkapan.
        Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu. Ungkapan adalah kelompok kata atau gabungan kata yang menyatakan makna khusus.

B.Melengkapi Unsur Teks Eksposisi, Teks Deskripsi, dan 
     Teks Prosedur
1.Teks eksposisi
           Paragraf eksposisi adalah karangan yang menyajikan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya agar pembaca mendapat pengetahuan atau informasi yang sejelas-jelasnya. Contoh yang termasuk dalam paragraph eksposisi adalah segala jenis laporan.
Jenis-jenis Paragraf Eksposisi
a.eksposisi definisi
b.eksposisi proses
c.eksposisi klasifikasi
d.eksposisi ilustrasi
e.eksposisi perbandingan dan pertentangan
f.eksposisi laporan

2. Teks deskripsi
        Teks deskripsi adalah teks yang menjelaskan atau menggambarkan sesuatu. Teks deskripsi disusun dengan struktur yang terdiri atas identifikasi, klasifikasi, dan deskripsi bagian. Bagian identifikasi berisi ciri, benda, tanda, dan sebagainya yang ada di dalam teks tersebut. Bagian klasifikasi berisi pengelompokan menurut jenis, kelompok, dan sebagainya. Sementara itu, deskripsi bagian berisi tentang gambaran-gambaran bagian di dalam teks tersebut.

3. Teks prosedur
           Teks prosedur adalah teks yang berisi langkah-langkah yang harus diikuti agar suatu pekerjaan dapat dilakukan. Teks prosedur terdiri atas tujuan dan langkah-langkah. Bagian tujuan berisi tentang maksud dibuatnya prosedur tersebut. Bagian langkah-langkah berisi tentang urutan pembuatan suatu prosedur.

C. Melengkapi Unsur Teks Cerpen dan Teks Novel


            Teks cerpen dan novel merupakan karya sastra yang berbentuk prosa. Unsur teks cerpen dan novel hampir sama. 
Struktur teks cerpen di antaranya ada 6 bagian, yaitu:
1.Abstrak, yaitu ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi 
  rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat 
  opsional yang artinya sebuah teks cerpen boleh tidak memakai abstrak.
2.Orientasi, yaitu bagian yang berkaitan dengan waktu, suasama, maupun tempat yang 
   berkaitan dengan cerpen tersebut.
3.Komplikasi, yaitu bagian yang berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara 
   sebab dan akibat. Pada struktur ini kamu bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari 
   tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.
4.Evaluasi, yaitu struktur konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai 
   mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut.
5.Resolusi, yaitu bagian di mana si pengarang mengungkapkan solusi yang dialami 
   tokoh atau pelaku.
6.Koda, yaitu nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

D.Melengkapi Teks Drama
          Drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pada umumnya, drama mempunyai dua arti, yaitu drama dalam arti luas dan drama dalam arti sempit.
     Dalam arti luas, drama adalah semua bentuk tontonan yang mengandung cerita yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dalam arti sempit, pengertian drama adalah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang di proyeksikan ke atas panggung. Dalam melengkapi naskah drama, perlu diperhatikan dialog sebelum dan sesudahnya agar kalimat yang dilengkapi tetap logis dan berjalan sesuai dengan alur cerita.

E.Melengkapi Teks Pantun dan Puisi
          Melengkapi teks pantun harus melihat beberapa aturan salah satunya memerhatikan jumlah suku kata dan rima. Melengkapi teks puisi juga harus memerhatikan rima maupun konteks serta diksi yang sesuai.


F.Melengkapi Teks Ulasan/Resensi
           Resensi adalah karangan yang berisi ulasan terhadap karya, baik berupa buku, film, atau album. Unsur-unsur resensi terdiri atas identitas buku, ikhtisar buku, kepengarangan, keunggulan, dan kelemahan.

1.Identitas buku
           Meliputi judul, nama pengarang, nama penerbit dan alamatnya, nomor edisi, dan 
   ketebalannya. Identitas buku dapat juga meliputi ukuran buku, warna, dan ilustrasi jilid. 
   Akan tetapi, dalam kepentingannya dengan penulisan resensi hal itu jarang sekali dimunculkan.
2.Ikhtisar buku
         Disusun berdasarkan pokok-pokok isi buku. Akan tetapi, karena buku yang akan anda 
  resensi itu berupa novel, maka cara menentukan pokok-pokok tidak sama dengan buku 
  nonfiksi. Pokok-pokok isi novel dapat ditentukan berdasarkan keadaan ataupun peristiwa-
  peristiwa penting.
3.Kepengarangan
        Sosok pengarang sering diceritakan dalam resensi novel. Hal itu terutama berkaitan dengan 
   latar belakang, keahlian, sikap-sikap, dan karya-karyanya. Bagian-bagian tersebut 
   diceritakan secara ringkas dan umumnya tidak melebihi sau paragraph. Umumnya 
   dicantumkan di halaman pertama atau di bagian belakang novel itu.
4.Keunggulan dan kelemahan
       Berkaitan dengan unsur-unsur novel. Dalam bagian ini dapat diberikan penilaian terhadap 
   unsur-unsur novel tersebut.

G. Memvariasikan Kata dan Kalimat Bermakna Sama
            Kata adalah unsur yang membentuk kalimat. Kata mempunyai makna leksikal, yaitu sesuai arti kamus atau arti sebenarnya. Makna leksikal disebut juga makna denotasi. Beberapa jenis kata memiliki variasi yang bermakna sama.

1.Sinonim, persamaan makna kata
2.Konotasi, makna tambahan pada arti sebenarnya atau makna kiasan
3.Ungkapan/Idiom, gabungan kata yang memiliki makna khusus dan tidak dapat 
   diterjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa dan situasi lain.
         
         Kalimat adalah deretan kata yang mengandung satu pengertian lengkap. Setiap kata mempunyai jabatan yang berbeda, yaitu sebagai subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan.

H. Menyusun Paragraf Eksposisi, Deskripsi, Narasi, Ulasan, 
     dan Prosedur dari Beberapa Data
Kiat-kiat menyusun paragraf dari beberapa data, antara lain:
1.Cermati data yang disajikan, yaitu dapat berupa fakta, angka, gambaran objek, langkah-
   langkah, serta berbagai peristiwa.
2.Berdasarkan data yang disajikan, temukan jenis paragraph yang akan disusun. Data 
   berupa fakta dan angka termasuk jenis paragraph eksposisi. Data berupa gambaran objek 
   ruang dan waktu termasuk ke dalam paragraph deskripsi. Data berupa langkah-langkah 
   termasuk paragraph prosedur. Data berupa urutan peristiwa termasuk paragraph narasi.
3.Berdasarkan data dan penentuan jenis paragraph, maka dapat disusun paragraph yang padu.
4.Pilih data yang bersifat umum dan memuat gagasan utama.
5.Susun data yang disajikan menjadi paragraph padu.

I. Menggabungkan Beberapa Kalimat dengan Konjungsi yang 
    Sesuai

          Konjungsi atau kata hubung merupakan kata yang menghubungkan kata, frasa, atau kalimat. Berikut beberapa jenis kata penghubung.
1.Konjungsi koordinatif. Contoh: dan, serta, tetapi, sedangkan, melainkan, atau.
2.Konjungsi korelatif. Contoh:
   -Baik…maupun -Bukan…melainkan
   -Tidak…tetapi -Sedemikian…sehingga
   -Entah…entah -Jangankan…,…pun
3.Konjungsi subordinatif
a.Subordinatif waktu. Contoh: ketika, sejak, sambil, selagi, sesudah, sebelum.
b.Subordinatif syarat. Contoh: jika, jikalau, asal, bila, manakala.
c.Subordinatif tujuan. Contoh: agar, supaya, biar.
d.Subordinatif pengandaian. Contoh: andaikata, jika, seandainya, seumpama.
e.Subordinatif konsesif. Contoh: biarpun, walaupun, meskipun.
4.Subordinatif pembandingan. Contoh: seperti, bagai, seolah-olah, seakan-akan.
5.Subordinatif sebab. Contoh: oleh karena itu, oleh sebab itu, sebab, karena.
6.Subordinatif akibat. Contoh: sehingga, sampai, maka
7.Subordinatif atributif. Contoh: yang
8.Subordinatif perbandingan. Contoh: sama…dengan…lebih….daripada
9.Subordinatif komplementatif. Contoh: bahwa

-->Latihan Soal


Share:

BAB 2 MEMBACA SASTRA (RANGKUMAN MATERI-SMA)




A. Mengidentifikasi Kata Bermakna Simbolik/Majas/Kias 
     dalam Karya Sastra
      Karya sastra merupakan refleksi pemikiran, perasaan, dan keinginan mengarang lewat Bahasa. Setiap karya sastra menggunakan simbol yang memiliki makna tersendiri. Majas adalah cara pengarang atau seorang dalam menggunakan bahasa sebagai alat mengekspresikan perasaan dan buah pikiran yang terpendam di dalam jiwanya.

Adapun majas dibagi menjadi berikut:
1.Majas perbandingan
  a.Simile adalah Bahasa kiasan yang memakai kata-kata perbandingan eksplisit antara sesuatu
     yang dibandingkan dengan sesuatu sebagai pembandingnya, misalnya bak, bagaikan, seperti.
 b.Metafora adalah majas perbandingan yang bersifat implisit dan tidak menggunakan kata-kata 
    pembanding misalnya ada kata adalah.
 c.Alusio adalah majas perbandingan yang merujuk secara tidak langsung seorang tokoh atau
     suatu peristiwa pada karya sastra.

2.Majas pertentangan
   a.Paradoks adalah majas yang mengungkapkan sesuatu seakan-akan bertentangan padahal 
      objeknya  berlainan.
   b.Antitesis adalah majas yang mengungkapkan paduan kata yang berlawanan artinya.
   c.Litotes adalah majas yang mengungkapkan keadaan berlawanan dengan maksud sebenarnya 
     dengan tujuan merendahkan diri.
   d.Sinisme adalah jenis Bahasa kias yang bermakna menyindir dalam bentuk kesangsian yang 
     mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Sinisme adalah ironi yang
     sifatnya lebih kasar.
   e.Sarkasme adalah jenis majas yang lebih kasar dari ironi dan sinisme, yang mengandung 
      olok-olok atau sindiran pedas dan menyakitkan hati.
   f.Ironi adalah jenis majas yang bermakna menyindir secara halus dengan maksud berolok-olok.
   g.Hiperbola adalah majas yang mengungkapkan arti secara berlebihan.

3.Majas pertautan
  a.Personifikasi adalah semacam bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau 
     barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat-sifat kemanusiaan. 
     Benda-benda mati dibuat dapat berbuat, berpikir, dan sebagainya seperti manusia.
  b.Alegori adalah majas pertautan yang merujuk pada perlambangan atau ibaratnya.
  c.Eufemisme adalah majas untuk memperhalus pemakaian ungkapan dengan mengganti kata
     agar tidak menyinggung perasaan.
  d.Metonimia adalah majas yang menggunakan atribut sesuatu hal atau sesuatu yang dekat untuk 
     menyatakan sesuatu hal yang lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat.
  e.Sinekdok adalah Bahasa kias yang menyebutkan suatu bagian yang penting dari suatu hal atau 
   suatu benda dengan maksud untuk mewakili hal atau benda tersebut. Wujud perwakilan
   tersebut dapat sebagian, tetapi mewakili keseluruhannya, atau sebaliknya pernyataan
   keseluruhan, tetapi maksudnya hanya sebagian saja. Wujud perwakilan sebagian untuk
   keseluruhan disebut pars pro toto, sedangkan wujud perwakilan keseluruhan untuk sebagian
   disebut totem pro parte.

B.Memaknai Isi Tersurat dalam Karya Sastra
      Isi tersurat dalam karya sastra adalah yang tertulis dan dapat ditangkap pembaca. Isi tersurat dapat diidentifikasi dari unsur intrinsic karya sastra yang meliputi gaya bahasa, pencitraan, dan sudut pandang.

C.Menyimpulkan Sebab dan Akibat Konflik dalam Karya 
    Sastra
      Masalah dalam cerita menimbulkan konflik. Konflik adalah pertemuan atau benturan antara dua kekuatan yang berlawanan. Konflik dibedakan menjadi dua, yaitu fisik dan batin. Konflik fisik berupa konflik yang dapat dilihat dengan mata kepala dapat berupa pertarungan, ekspresi, dan sebagainya. Konflik batin tidak dapat dilihat namun dirasakan di dalam pribadi tokoh.

D.Menyimpulkan Nilai-Nilai Kehidupan dalam Karya Sastra
   Karya sastra memiliki nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil sebagai pelajaran. Nilai-nilai tersebut tampak dalamunsur ekstrinsik atau unsur pembangun di luar cerita. 
Unsur ekstrinsik karya sastra sebagai berikut.
1.Nilai kehidupan masyarakat
2.Riwayat, sikap, dan pandangan hidup pengarang.
3.Latar belakang sosial budaya masyarakat

E.Membandingkan Isi, Pola Penyajian, dan Bahasa Karya 
    Sastra Berdasarkan Gaya, Tema, dan Unsur
      Karya sastra dapat dibandingkan isi, pola penyajian, dan bahasanya berdasarkan gaya, tema, dan unsur. Langkahnya yaitu membaca dengan cermat karya sastra ke-1 dengan lainnya, kemudian melakukan identifikasi .

F.Mengaitkan Isi Karya Sastra Lama dengan Kehidupan Saat 
    Ini
      Karya sastra lama adalah karya-karya yang dihasilkan oleh sastrawan pada zaman dahulu. 
Ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Istanasentris (cerita mengenai keluarga istana)
2. Statis (perubahannya lamban)
3. Bentuk karangan terikat pada bentuk yang sudah ada, seperti pantun dan syair
4. Anonim atau tidak diketahui siapa pengarangnya.
5. Ciptaannya bersifat menghibur dan mendidik

G.Menilai Keunggulan/Kelemahan dan Meringkas Karya 
     Sastra
      Cara untuk menilai keunggulan atau kelemahan karya sastra dengan melakukan penilaian berupa resensi, kritik, maupun esai. Resensi adalah tulisan berupa ulasan, pertimbangan, atau pembicaraan suatu karya (sastra, nonsastra, film, dan drama) dengan tujuan untuk menyampaikan informasi kepada pembaca terhadap sebuah karya, patut mendapat sambutan atau tidak.

--> Latihan Soal



Share:

Popular Posts

Followers

Program

Sitemap

Blog Archive